MAKASSAR, KOMPAS.TV - Meski pemerintah telah menurunkan harga minyak goreng namun di makasar sulawesi selatan harga minyak goreng masih cukup tinggi dan langka.
Di pasar induk terong makassar sulawesi selatan harga minyak goreng kemasan masih dijual di atas harga yang telah ditetapkan pemerintah. Pedagang mengaku menaikkan harga dari distributor untuk mendapatkan keuntungan.
Selain itu pedagang di pasar terong mengaku jika ketersersediaan minyak goreng kemasan masih terbatas lantaran stok minyak belum masuk di pasar.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Makassar, Arlin Ariesta, mengatakan stok minyak goreng di pasar tradisional umumnya didapatkan pedagang melalui distributor atau agen.
"Kita sudah tegaskan untuk melepas barang dari gudang itu harga Rp13.000 supaya pedagang bisa jual Rp14.000, namun kenyataannya pedagang ini mendapatkan barang dari agen lain," kata Arlin
Di sejumlah minimarket seperti yang ada di Jalan Masjid Raya, minyak goreng masih kosong. Pembeli masih sulit menemukan minyak goreng kemasan di minimarket maupun toko retail modern sejak penetapan satu harga.
Arlin menjelaskan jaringan distribusi untuk toko retail modern memang berbeda dengan jaringan distribusi untuk pasar tradisional yakni melalui distribusi center. Saat PO atau pre order ke produsen, barang yang akan datang ke toko retail sesuai dengan sistem komputerisasi.
Misalnya setiap toko hanya dijatah 3 karton. Jumlah ini tentu tidak sesuai dengan pola konsumsi masyarakat yang tinggi. Belum lagi 3 karton ini akan habis hanya dalam waktu 3 hari sementara barang yang diorder baru tiba 4 hari kemudian.
"Itu di toko jaringan nasional, seperti Indomaret, Alfamart. Jadi memang itu distributornya beda, tersendiri kalau toko ritel modern, tidak melalui jaringan lokal yang ada di Kota Makassar," katanya.
Untuk jalur distribusi ini, Arlin mengaku pihaknya telah berkoordinasi dengan aparat penegak hukum untuk mengawasi. Selanjutnya, Dinas Perdagangan masih akan menggelar operasi pasar untuk menjaga stabilitas harga minyak goreng sesuai dengan HET.
Menurut Arlin, pemantauan di pasar tradisional untuk HET agak berat dan tidak seperti di toko retail. Jika toko retail wajib menjual minyak goreng seharga Rp14.000 per liter maka mereka akan cepat ketahuan ketika kedapatan menjual di atas HET.
"Kalau pedagang (tradisional) ini masih kita deteksi barangnya dapat dari mana, distributornya dari mana. Yang ini kita sedang koordinasikan dengan penegak hukum dalam hal ini Satgas Pangan," katanya.
Di sisi lain, polisi juga menemukan praktik penimbunan minyak goreng curah. Ada 61,18 ton minyak curah untuk konsumsi rumah tangga justru dialihkan ke industri.
Terkait hal ini, Arlin menyatakan minyak goreng curah tersebut belum terdistribusi ke konsumen. Dia pun menegaskan minyak curah tetap tersedia di pasar tradisional.
"Kita ini hanya menerima laporan, cuman kita memberikan imbauan, semua distributor kita imbau begitu ada stok, segera didistribusikan sesuai order dan jalur yang reguler, jangan sampai langkah ini," katanya.
#hargaminyakgoreng
#minyakcurah
#migormasihlangka
Sumber : Kompas TV Makassar
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.