TOBA, KOMPAS.TV – Tiga anak tewas tenggelam saat berwisata di Danau Toba, tepatnya di Permandian Sunset Tambunan, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba, Sumatera Utara.
Kepala Kepolisian Resor Toba Ajun Komisaris Besar Akala Fikta Jaya mengatakan, ketiga anak itu datang bersama orangtuanya untuk berwisata di Danau Toba, Minggu (16/1/2022) sore.
”Setelah beberapa menit berenang, ketiga anak itu tenggelam dan nyawanya tidak bisa diselamatkan,” katanya, Senin (17/1/2022), seperti dikutip dari Kompas.id.
Ia menyebutkan, identitas tiga korban tenggelam yaitu, Arina Rumora Batubara (14) dan adiknya, Astria Batubara (9), yang datang dari Medan, serta Veronika Sihombing (11), warga Dairi.
Baca Juga: Insiden Mobil Tercebur ke Danau Toba Saat Hendak Keluar dari KMP Ihan Batak, 1 Penumpang Meninggal
Kronologi
Para korban datang bersama keluarganya untuk berwisata di Permandian Sunset Tambunan. Namun saat mandi tempat itu, diduga para korban semakin lama mengarah ke tengah yang semakin dalam.
Korban pun akhirnya tenggelam di danau tersebut. Warga yang melihat kejadian itu pun mencoba menolong korban.
”Korban tenggelam berhasil dievakuasi warga dan langsung dibawa ke rumah sakit. Namun, nyawa ketiga anak itu tidak bisa diselamatkan,” terang Akala.
Keamanan tempat wisata
Dari kejadian tersebut, Koordinator Komunitas Pelaku Pariwisata Samosir Ombang Siboro menilai, hal itu harus menjadi momentum perbaikan keamanan wisata di Danau Toba.
”Sebagai destinasi superprioritas nasional yang juga kawasan strategis nasional, pengelola mesti sudah punya manajemen risiko kecelakaan yang memadai di semua destinasi demi keamanan pariwisata,” kata Ombang.
Permasalahan utama di pantai-pantai tempat permandian di Danau Toba saat ini adalah minimnya manajemen risiko kecelakaan. Padahal, untuk menekan risiko tenggelam di permandian, yang diperlukan adalah tanda batas keamanan berenang serta kehadiran petugas yang selalu mengawasi pantai.
Misalnya disebutkan Ombang seperti di kawasan Batu Hoda Beach yang sedang dikembangkan. Manajemen risiko kecelakaan dilakukan dengan menyiagakan petugas penjaga pantai. Papan-papan penanda tempat aman untuk berenang ataupun yang dilarang juga jelas terpampang.
”Setiap saat ada petugas yang mengumumkan lewat pengeras suara jika ada yang mendekati batas aman. Jika ada perubahan cuaca seperti gelombang ombak yang semakin tinggi dan angin kencang, langsung disampaikan dari pengeras suara,” papar Ombang.
Baca Juga: Dua Santri Tenggelam di Sungai Elo Magelang, Satu Ditemukan Sudah Meninggal
Sumber : Kompas TV/Kompas.id
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.