LUMAJANG, KOMPAS.TV - Puluhan siswa sekolah dasar di Lumajang Jawa Timur tidak bisa sekolah, karena akses jalan terputus diterjang banjir lahar hujan gunung semeru. Sejumlah guru terpaksa jemput bola menemui mereka dengan menerjang sungai aliran lahar.
3 orang guru Sekolah Dasar Negeri Jugosari 3 harus menyeberangi arus sungai leprak Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang untuk bisa menemui siswanya.
Baca Juga: Warga Satu Dusun Terisolasi Akibat Jembatan Putus Diterjang Banjir Lahar Hujan Semeru
Dari seberang sungai, terlihat para siswa melambaikan tangan dan meminta gurunya untuk berhati-hati. Begitu sampai di seberang, guru dan siswa langsung menangis berpelukan. Mereka larut dalam kesedihan setelah 4 hari tidak bisa bertemu.
Para guru selanjutnya memberikan lembaran tugas kepada siswanya untuk dikerjakan di rumah. Para guru harus menemui langsung siswanya, karena selain terisolasi karena akses jalan putus, para siswa juga tidak bisa mengakses internet, karena listrik padam.
Salah satu guru, Eri, mengaku nekat menerjang aliran lahar gunung semeru agar anak didik mereka tidak ketinggalan pelajaran. Para guru mengalah dan rela berkorban, karena khawatir jika anak didik, yang harus pergi ke sekolah dengan menyeberangi arus sungai lahar gunung semeru.
Baca Juga: Jembatan Penghubung 2 Kecamatan Putus Diterjang Banjir Lahar Semeru
Usai membagikan lembar tugas, para guru segera kembali ke sekolah, karena takut terjadi banjir lahar susulan.
Data dari Dinas Pendidikan setempat, ada 43 siswa yang tidak bisa sekolah, karena dusun mereka, yakni Dusun Sumber Langsep, Desa Jugosari terisolasi akibat banjir lahar semeru.
#Guru #SiswaSD #Sekolah #SungaiAliranLahar #BanjirLaharHujan #GunungSemeru #Lumajang
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.