KLATEN, KOMPAS.TV - Berawal dari efek pandemi, Jarwanti warga Dukuh Tepus, Desa Candirejo, Ngawen, Klaten Jawa Tengah, memilih usaha kuliner untuk menopang perekonomian keluarganya. Sebelumnya ia dan sang suami bekerja sebagai event organizer. Namun selama pandemi, semua even ditiadakan, sehingga tidak ada pemasukan bagi keluarga.
Jarwanti akhirnya memantapkan diri membuat dan menjual bothok telur asin melalui medsos. Proses pembuatan bothok ini tidak membutuhkan waktu yang lama. Pertama, siapkan bumbu dengan aneka rempah yang dicampur dengan parutan kelapa muda. Letakkan diatas daun pisang, kemudian beri tambahan daun kemangi, mlanding, teri putih dan telur asin.
Tahap berikutnya kukus bungkusan bothok tadi hingga matang, dan siap dijual. Namun, Jarwanti juga menyiapkan dua jenis bothok, yaitu bothok kukus dan bothok bakar. Untuk bothok bakar, prosesnya dari bothok kukus kemudian dibakar diatas arang/ hingga terciup aroma sedap dari bothok tersebut.
Untuk harga, Jarwanti membandrol bothok kukus perbungkus Rp 6.500 dan bothok bakar Rp 7.500. Setiap hari, Jarwanti bisa menjual 30 bungkus bothok melalui online. Untuk menghindari agar tidak merugi, Jarwanti hanya membuat bothok sesuai pesanan.
"Awalnya saya membuat bothok telur asin yang biasa. Kemudian saya membuat lagi dengan variasi baru, menjadi bothok bakar," ujar Jarwanti.
Esty, salah seorang penikmat bothok mengaku, lebih suka dengan bothok bakar telur asin, karena rasanya yang dianggap lebih sedap.
"Bothok telur asin, rasanya enak banget. Kalo bothok-bothok biasanya itu kan cuma mlanding sama kelapa, sekarang lebih spesial di dalamnya ada telur asin," kata Esty.
Bothok buatan Jarwanti ini memiliki rasa perpaduan antara pedas dan gurih. Sehingga banyak diminati pembeli.
#bothok #teluasin #klaten
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.