JAKARTA, KOMPAS.TV - Sejak sepekan terakhir, Tiffany Rosabella yang memproduksi parsel untuk perayaan hari besar di Surabaya, Jawa Timur, mulai kebanjiran pesanan.
Dalam sehari, Tiffany menyebut dirinya membuat hingga sekitar 20 buah parsel berupa kue maupun pai buah.
Namun Tiffany juga mengakui, tahun ini pesanan yang diterimanya berkurang, dibanding sebelum pandemi covid-19.
Dari bisnis parsel perayaan Hari Raya ini, Tiffany mampu meraup omzet hingga jutaan rupiah dalam sehari.
Pelanggannya saat ini berasal dari sejumlah daerah di Indonesia.
Sementara itu, penjualan parsel natal di Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu, cenderung sepi.
Kawasan pertokoan Soeprapto di pusat Kota Bengkulu yang biasanya ramai dikunjungi warga, saat ini tampak lengang.
Salah seorang pengelola toko swalayan di kawasan ini mengakui, sepinya pembeli parsel mulai terjadi sejak pandemi covid-19 melanda tahun lalu.
Menurut pengelola toko, hingga tiga hari menjelang perayaan natal, pedagang baru bisa menjual sepuluh parsel.
Padahal sebelum pandemi, penjualan parcel terbilang cukup tinggi.
Di kabupaten Jembrana, Bali, unit pelaksana teknis, atau loka pengawas obat dan makanan Buleleng bersama dinas terkait di Pemerintah Kabupaten Jembrana mendatangi beberapa swalayan yang menjual parsel natal dan tahun baru di Jembrana.
Inspeksi mendadak dilakukan, mengantisipasi masuknya makanan dan minuman kedaluarsa dalam kemasan parsel, yang dapat mengancam kesehatan warga.
Pemeriksaan parsel dilakukan di beberapa swalayan yang ada di Kabupaten Jembrana.
Saat memeriksa, petugas Pom Buleleng bersama Dinas Koperindag dan Kesehatan Jembrana, menemukan parsel yang tidak berisi label isi dan tanggal kedaluwarsa, sehingga petugas membongkar salah satu parcel, memastikan tidak ada isi dalam parsel yang kedaluwarsa dan tak layak dikonsumsi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.