YOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Pembayaran nontunai di tempat wisata Bantul, Yogyakarta, masih minim. Padahal, pembayaran nontunai di kawasan tempat wisata Bantul bisa meminimalkan kebocoran uang retribusi.
“Saya dukung sistem e-retribusi dengan nontunai karena bisa meminimalkan kebocoran dan secara otomatis pendapatan asli daerah (PAD) bisa ditingkatkan,” ujar Ketua Komisi D DPRD Bantul Wildan Nafis, Selasa (14/12/2021).
Menurut Wildan, untuk melancarkan pembayaran nontunai, Dinas Pariwisata Bantul bisa memanfaatkan aplikasi VisitingJogja. Aplikasi ini digunakan untuk pemesanan tiket masuk ke tempat wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Baca Juga: Belum Jelas, Wisata Bantul Bakal Buka atau Tutup saat PPKM Level 3 Libur Natal dan Tahun Baru
“Dunia itu ada di genggaman tangan, transaksi di Bantul pun arahnya harus online semua supaya bisa menyesuaikan dengan perkembangan zaman,” ucapnya.
Sementara, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul, Kwintarto Heru Prabowo sedang berupaya untuk mengoptimalkan nontunai dengan e-ticketing atau e-retribusi. Ia bekerja sama denganBank BPD untuk mengoptimalkan pembayaran nontunai.
“Sebenarnya sudah diberlakukan, tetapi saat ini transaksi nontunai di destinasi wisata masih sekitar tiga persen,” tuturnya.
Ia tidak menampik sebenarnya sudah melakukan sosialisasi melalui media sosial. Namun, masyarakat belum siap. Padahal, transaksi nontunai lebih minim risiko dan efisien sebab tidak perlu memberikan uang kembalian.
Ia menyarankan selai sosialisasi melalui media sosial perlu ada promosi untuk menarik minat wisatawan menerapkan nontunai, seperti diskon untuk wisatawan yang membayar nontunai.
Baca Juga: Penurunan Level PPKM Bikin Retribusi Wisata Bantul Bisa Capai Rp 2 Miliar per Bulan
Kwintarto menargetkan pada 2022 pembayaran nontunai di tempat wisata Bantul bisa mencapai 75 sampai 80 persen dan pada 2023, seluruh wisatawan di Bantul menggunakan nontunai.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.