JAKARTA, KOMPAS.TV - PT PLN (Persero) memastikan sistem kelistrikan kembali aman pascagempa magnitudo 7,4 yang mengguncang wilayah Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (12/12/2021) pagi waktu setempat.
Executive Vice President Komunikasi Korporat dan TJSL PLN Agung Murdifi mengatakan, sebelumnya terdapat 194 gardu listrik di wilayah Pulau Adonara yang rusak akibat terdampak getaran gempa bumi tersebut.
Hal ini dikarenakan terjadi gangguan antar jaringan tegangan menengah yang saling bersentuhan setelah gempa bumi terjadi. Akibatnya, listrik di wilayah Pulau Adonara sempat padam.
Tim PLN di lapangan, kata Agung, langsung bergerak melakukan pemulihan. Sehingga, total 38.085 pelanggan yang terdampak, kini telah kembali menikmati aliran listrik PLN.
"Listrik di wilayah Pulau Adonara sempat mengalami padam akibat gempa. Namun sejak pukul 16.00 WITA, dari 194 gardu yang terdampak, seluruhnya berhasil dinormalkan," kata Agung seperti dikutip dari Antara, Selasa (14/12/2021).
Sementara itu, sistem kelistrikan di Pulau Flores hingga Pulau Alor yang terdampak gempa, dilaporkan dalam kondisi aman dan tidak ada pemadaman listrik.
Adapun, lanjut dia, sistem listrik di Pulau Flores yang dipasok dari PLTMG Rangko, PLTMG Maumere, PLTP Ulumbu, PLTS Wewaria dan pembangkit lainnya serta transmisi, dalam kondisi aman.
Namun, Agung menuturkan, PLTU Ropa saat ini masih dimatikan karena terindikasi permukaan air laut mengalami kenaikan.
Baca Juga: 2 Kecamatan di Kepulauan Selayar Jadi Daerah Terparah akibat Guncangan Gempa NTT M7,5
"Jadi kami bersyukur dampak gempa ini pada infrastruktur kelistrikan tidak parah dan personel di lapangan juga aman," ujarnya.
Pada kesempatan itu, Agung juga bersyukur karena peringatan dini tsunami telah dicabut. Meski demikian, ia mengaku pihaknya tetap bersiaga untuk menjaga pasokan listrik bagi masyarakat.
Diberitakan sebelumnya, gempa bumi dengan magnitudo 7,5 yang kemudian dimutakhirkan menjadi 7,4 itu, berpusat di Laut Flores.
Adapun gempa bumi tersebut dirasakan di Ruteng, Labuan Bajo, Larantuka, Maumere, Adonara dan Lembata, dengan intensitas skala III hingga IV MMI.
Gempa bumi tektonik yang terjadi pada pukul 11.20 WITA ini sempat dinyatakan berpotensi memicu tsunami dengan ancaman waspada.
Namun sekitar pukul 13.20 WITA, BMKG menyatakan peringatan dini tsunami berakhir mengingat kenaikan muka air laut tidak terdeteksi lagi.
Baca Juga: Mitigasi Bencana Gempa Tsunami Sesar Flores, Ahli Tsunami: Early Warning System Harus Diubah
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.