LUMAJANG, KOMPAS.TV - Nurbuat, seorang sukarelawan bencana asal Dusun Curah Kobokan, Desa Supit Urang, Pronojiwo, melakukan pemantaun aliran lahar di daerah Watu Telu yang jaraknya sekitar enam hingga tujuh kilometer dari Puncak Mahameru.
Saat mendapat kabar ada getaran yang cukup tinggi, Nurbuat dan rekannya segera turun melalui Sungai Besuk Lengkong.
Di sungai, tiba-tiba aliran lahar berhenti dan airnya menjadi padat.
Tak lama kemudian, benar saja, kepulan asap kehitaman keluar dan menutupi daerah tersebut.
Akibatnya, warga di Dusun Curah Kobokan panik, lantaran rumah mereka tertutup abu vulkanik.
Karena curiga terjadi awan panas, ia pun naik menyelamatkan diri.
Mengetahui bahaya mengancam, ia kemudian membawa keluarganya menjauh dari rumahnya.
Sementara, dua orang sukarelawan lainnya terkena dampak lava panas.
Satu orang meninggal di tempat dan satu orang lainnya meninggal di rumah sakit, karena mengalami luka bakar 90 persen.
Bencana gunung semeru yang terjadi pada Sabtu (4/12) lalu menyebabkan puluhan warga meninggal dunia, mengalami luka, dan ribuan orang terpaksa mengungsi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.