BANJAR, KOMPAS.TV - Jembatan gantung di Desa Tanipah, Kecamatan Aluh-aluh, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan mengalami kerusakan parah.
Meski ditutup oleh warga, namun masih ada pelajar sekolah dasar yang nekat menyeberangi sungai dengan berpegang erat pada bagian kawat jembatan untuk bersekolah.
Hal tersebut lantaran jembatan alternatif yang berjarak sekitar 300 meter dianggap jauh oleh para siswa berseragam merah putih tersebut.
Baca Juga: Demi Seberangi Banjir, Pengendara Roda Dua Rela Bayar Rp. 50.000 Gunakan Jasa Perahu
Kondisi rusak dan miringnya jembatan ini bermula saat tiang penyangga di tengah keropos hingga patah diterjang gelombang pasang air laut yang disertai dengan angin kencang pada senin 8 November 2021 lalu.
Sejak peristiwa itu, setiap malam rumah warga kerap dibanjiri air pasang meski hanya berkisar 10 sentimeter kedalaman dan cepat surut.
Beranjak dari itu, Camat Aluh-aluh, Harun Al Rasyid, menyatakan bahwa pihak PUPR Kabupaten Banjar meresponnya dengan melakukan perbaikan dalam beberapa hari ke depan.
Agar warga ataupun pelajar dapat melewatinya dengan keamanan, meskipun tidak permanen.
"Pihak Kabupaten Banjar sudah merespon, mudah-mudahan kondisi ini dapat segera diperbaiki minimal bisa lagi dilewati anak sekolah," terang Harun Al Rasyid.
Baca Juga: Terendam Banjir, Jalan Trans Kalimantan Poros Tengah Terancam Putus
Meski hanya bersifat sementara, namun Jembatan Gantung di Desa Tanipah yang kini berumur 15 tahun ini nantinya akan dianggarkan di tahun 2022 untuk segera dibangiun permanen.
Sehingga warga setempat tak lagi cemas jika nantinya gelombang pasang air laut kembali menerjang.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.