LUMAJANG, KOMPAS.TV - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melakukan verifikasi lapangan daerah rawan tsunami dan gempa di pesisir selatan Lumajang Jawa Timur. Kegiatan itu sebagai langkah mitigasi di tengah ancaman tsunami setinggi 24 meter.
Dengan didampingi petugas BPBD Kabupaten Lumajang, Tim Verifikator Lapangan Stasiun Geofisika Pasuruan mendatangi Pantai Watu Pecak, Desa Selok Awar-awar, Kecamatan Pasirian, pada Kamis (4/11/2021). Daerah itu menjadi salah satu daerah pesisir yang bisa terdampak tsunami dengan ketinggian 24 meter.
Baca Juga: Apel Kesiapsiagaan Bencana di Pesisir Selatan Jember, 6 Kecamatan Rawan Terdampak Tsunami
Dari hasil verifikasi, wilayah Pantai Watu Pecak diketahui sudah memiliki pemetaan dan sarana pendukung jalur evakuasi, serta titik evakuasi yang aman. Namun pemerintah setempat masih perlu memberikan edukasi kepada masyarakat setempat tentang langkah-langkah penyelamatan jika terjadi tanda-tanda bencana gempa dan tsunami.
Pengamat Meteorologi dan Geofisika Stasiun Geofisika Pasuruan, Ahmad Fauzi mengatakan bahwa cara penyelamatan yang paling mudah diingat adalah rumus 20/20/20. Maksud rumus itu adalah jika terjadi gempa lebih dari 20 detik, maka warga mempunyai waktu 20 menit untuk mengungsi ke tempat dengan ketinggian di atas 20 meter.
Kabupaten Lumajang sendiri memiliki garis pantai dengan bentangan sepanjang kurang lebih 70 kilometer. Ada sekitar lima pantai yang sudah teridentifikasi rawan tsunami, yakni pantai wotgalih, watu pecak, pantai bambang, pantai dampar dan pantai TPI tempursari. Pantai tersebut merupakan pantai yang terdapat banyak hunian.
Baca Juga: Ada Potensi Tsunami 29 Meter, Wisata Pantai Selatan di Blitar Sepi Pengunjung
Menurut catatan sejarah, pernah terjadi tsunami di Selatan Jawa Timur pada tahun 1818. Gempa di pesisir Selatan Jawa Timur itu merupakan siklus seratus tahunan yang harus diwaspadai.
#AncamanTsunami #LuatSelatan #JawaTimur #BMKG
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.