JEMBER, KOMPAS.TV - Petani cabai rawit di Jember, Jawa Timur, memilih mogok panen cabai dan membiarkan tanamannya rusak, akibat anjloknya harga cabai. Petani mengaku biaya operasional panen tidak sebanding dengan hasil penjualan cabai.
Sekitar 25 hektar tanaman cabai rawit milik petani di Desa Candi Jati, Kecamatan Arjasa, Jember, Jawa Timur, dibiarkan rusak dan buah cabainya tidak dipanen hingga membusuk.
Harga jual cabai rawit di kalangan petani mengalami penurunan dari harga normal yang bisa mencapai 30 ribu rupiah kualitas super, saat ini turun menjadi 5 ribu rupiah per kilogramnya.
Jika memaksa untuk panen cabai, petani akan mengeluarkan biaya operasional lebih besar dibanding dari penghasilan yang didapat dari penjualan cabai di pasaran.
Selain mengeluarkan ongkos buruh petik hingga 70 ribu perhari, petani juga mengeluarkan sewa angkut cabai hasil panen.
Petani yang sudah terlanjur melakukan proses tanam dan masih berusia tidak lebih dari satu bulan, tanaman cabainya dibiarkan tidak terawat.
Sementara itu, Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan Jember, melakukan pemetaan sentra tanaman cabai, salah satunya di kawasan Kecamatan Wuluhan, Ambulu dan Gumukmas, dan mengimbau petani agar melakukan tanam cabai melihat kondisi cuaca, musim dan permintaan pasar.
Turunnya harga komoditas cabai rawit di Jember, disebabkan karena adanya panen raya di sejumlah sentra petani cabai diluar kota Jember, serta sebagian besar tanaman cabai petani Jember mengalami kerusakan karena musim hujan diluar perkiraan petani.
#beritajember
#petanicabai
#cabai
#cabairawit
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.