SOLO, KOMPAS.TV - Sutanto, Direktur Akademik Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo ikut menanggapi penangkapan 10 mahasiswa karena membentangkan poster berisi aspirasi pada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Seperti diketahui, 10 mahasiswa itu menyampaikan berbagai macam aspirasi lewat poster bertuliskan “PAK TOLONG BENAHI KPK” dan “PAK TOLONG DUKUNG PETANI LOKAL”.
Mereka membentangkan poster di Jalan Ir Sutami atau halte UNS di Kecamatan Jebres, yang dilewati rombongan Presiden Jokowi dalam kunjungan kerja ke kampus itu pada Senin (13/9/2021).
Menanggapi aksi dan penangkapan mahasiswa, Sutanto berpendapat, penyampaian aspirasi lebih tepat bila dilakukan di dalam kampus agar terbangun ruang dialog.
Baca Juga: Kecam Penangkapan Mahasiswa saat Kunjungan Jokowi, BEM UNS: Apa yang Diperbuat Bukan Kriminalitas
“Tapi, ini di jalan raya. Saya mengatakan, ini memang perlu untuk diamankan dalam konteks penyampaian aspirasi jangan di sini. Momennya tidak tepat,” ujar Sutanto pada Kompas TV, Rabu (15/9/2021).
Sutanto mengatakan, penyampaian aspirasi di jalan dapat berpotensi menimbulkan kerumunan dan kemacetan, meski mahasiswa tak berkerumun saat membentangkan poster.
“Di depan kampus itu jalan utama, ada potensi-potensi yang nantinya memunculkan kerumunan-kerumunan massa dan kemacetan,” kata Sutanto.
“Kami melihat ada potensi seperti itu. Kami tidak menyalahkan siapa-siapa. Tapi, mari kita belajar berdemokrasi ini menyampaikan pendapat dengan tepat dan sasarannya pun akan tepat,” lanjutnya.
Ia membantah pihak kampus menekan atau melarang mahasiswa menyampaikan aspirasi pada Presiden Jokowi.
“Kami tidak melihat adanya tekanan atau larangan pada mereka untuk menyampaikan itu. Kami sudah membuka ruang untuk semuanya,” ucap Sutanto.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.