SUMUT, KOMPAS.TV - Seorang oknum lurah di Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara mengaku dan memosting di media sosial bahwa dipukul oleh oknum TNI saat operasi yustisi PPKM level 4.
Namun, pernyataan ini langsung diklarifikasi oleh lurah bahwa kejadian dugaan penganiayaan bukan saat operasi yustisi.
Inilah video yang viral di media sosial yang diposting oleh seorang ibu lurah asuhan Kecamatan Siantar Timur di akun pribadinya.
Ia menyertakan dua video dugaan penganiyaan kepada dirinya dan satu buah foto dengan kondisi dirinya luka.
Ia juga memberikan narasi di postingan tersebut, bahwa dirinya dipukul oleh oknum TNI saat operasi yustisi penegakan PPKM level 4 di Kota Pematangsiantar.
Oknum TNI tersebut berinisial JS berpangkat serda yang bertugas sebagai babinsa di Kodim Tapanuli Utara.
Kepala Penerangan Korem 022 Pantai Timur Mayor Sondang Tanjung menjelaskan, bahwa kronologis dugaan penganiyaan belum didapat oleh pihaknya karena belum sinkronnya keterangan dari pelapor dan terlapor, keduanya dilakukan pemeriksaan di Detasemen Polisi Militer Pematangsiantar.
Ia menegaskan, bahwa postingan dari Lurah Asuhan di media sosial adalah tidak benar karena saat kejadian dugaan penganiayaan tidak sedang ada pelaksanaan operasi yustisi penegakan PPKM level 4.
Lurah tersebut mengalami luka di bagian mulutnya dan untuk kasus penganiayaan telah didalami pemeriksaan oleh polisi militer.
Setelah dilakukan pemeriksaan, Lurah Asuhan Walmaria Zaluhu juga mengklarifikasi dan meminta maaf bahwa kejadian dugaan penganiayaan terjadi bukan saat dilaksanakan operasi yustisi.
Namun, hal itu merupakan dampak tugasnya sebagai petugas satgas di kelurahan.
Oknum TNI berinisial JS sebagai terlapor saat ini terus dilakukan pemeriksaan intensif di Detasemen Polisi Militer.
Beberapa saksi juga dimintai keterangan seperti suami pelapor dan istri dari terlapor.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.