ACEH, KOMPAS.TV - Pembangunan masjid di Kompleks Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh, Aceh, mangkrak. Walau sudah menghabiskan anggaran sebesar Rp16 miliar, masjid itu belum berfungsi 4 tahun setelah peletakan batu pertama.
“Kita melihat kondisi Masjid UTU Meulaboh ini sangat memprihatinkan, karena sudah empat tahun anggaran dialokasikan Pemerintah Aceh, sampai saat ini belum bisa difungsikan,” ujar Ketua Panitia Khusus (Pansus) Daerah Pemilihan X DPRA Aceh Fuadri MSi di Meulaboh, Rabu (11/8/2021), dilansir dari ANTARA.
Fuadri mengatakan, pembangunan masjid itu menyerap Anggaran Pendapatan Belanja Aceh (APBA) sebesar Rp16 miliar lebih.
Baca Juga: Kasus Suntik Vaksin Kosong Berujung Damai, Status Tersangka EO Dicabut Polisi
Bahkan, menurut Fuadri, Pemerintah Aceh kembali mengucurkan anggaran sebesar Rp6 miliar lebih untuk menyelesaikan pembangunan di kompleks masjid setempat pada 2021.
Fuadri menilai, Masjid UT mestinya sudah bisa berfungsi untuk kegiatan ibadah dan keagamaan di lingkungan kampus dengan anggaran Rp16 miliar.
“Kita paham untuk membangun masjid ini butuh struktur yang besar karena di sini terdapat lahan gambut, sehingga pondasi harus dikeruk secara dalam dan bangunan yang tinggi, di atas dua meter di atas permukaan tanah,” ujar Fuadri.
Meski begitu, ia tetap ingin masjid itu segera selesai. Fuadri berharap, masjid itu bisa mulai berfungsi pada 2022 mendatang.
Ia mengatakan, pembangunan masjid ini mangkrak juga karena masalah anggaran dana yang selalu tidak terserap.
Akibatnya, pembangunan masjid ini sempat terhenti pada 2018 dan 2019 karena kontrak untuk rekanan pembangun tak berlanjut.
Baca Juga: Kapolsek Nyamar Driver Ojol dan Lepas Tembakan Peringatan, Pelaku Judi Sabung Ayam Kocar-kacir
Di sisi lain, Pansus Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) menemukan masjid kampus UTU itu juga tergenang air di lantai satu dan dua.
Genangan air dalam masjid itu, kata Fuadri, kemungkinan karena ada masalah dari sisi teknis dari pihak kontraktor yang melakukan pembangunan.
“Kami kecewa dengan Pemerintah Aceh yang tidak bagus melakukan pengawasan baik PPTK dan maupun pengawas. Harusnya, masjid ini tidak bocor karena di bagian sisi terbuka sudah ditutup,” kata Fuadri.
Sebab itu, DPRA mendesak Pemerintah Aceh memanggil kembali kontraktor yang gagal melakukan pembangunan untuk dimintai pertanggungjawaban.
“Pemerintah Aceh harus bertanggungjawab dengan pembangunan Masjid UTU Meulaboh yang belum tuntas ini, kalau ada rekanan yang tidak patuh agar diproses dengan aturan yang ada,” tegas Fuadri.
Fuadri berharap, saat pembangunan masjid ini benar-benar selesai, tidak ada lagi masalah kebocoran hingga memunculkan genangan air.
Baca Juga: KM Tidar Jadi Tempat Karantina Terpusat Covid-19 Warga Jayapura
Sumber : Kompas TV/Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.