Egy menjelaskan, setelah mendapat dua kali vaksin Covid-19 korban sempat menghubungi dokter konsultasi pasca-vaksin dan menjelaskan keluhan yang dirasa.
Egy juga mendapatkan tangkapan gambar percakapan almarhum dengan dokter.
Baca Juga: Bincang-Bincang dengan 2 Ilmuwan Indonesia di Balik Pembuatan Vaksin AstraZeneca
Dalam tangkapan gambar tersebut, korban menjelaskan bahwa dirinya mendapat dua dosis vaksin di tahap pertama.
Setelah itu, pada 13 Juli 2021, korban mengeluh asam lambung kambuh parah hingga muntah-muntah.
Tidak hanya itu, korban juga merasakan meriang, badan terasa ngilu dan batuk semakin sering.
“Sudah dihubungi lewat Whatsapp tidak ada respons sehingga almarhum beraktivitas seperti biasa. Kemudian tanggal 25 Juli almahum masuk rumah sakit, tanggal 28 Juli meninggal,” ujar Egy.
Baca Juga: Stok Vaksin di Kota Batam Terbatas, Wakil Wali Kota: Bagaimana Target Bisa Dicapai?
Lebih lanjut, Egy menjelaskan pihak keluarga telah meminta penjelasan dari penyelenggara vaksin terkait penyebab kematian Harjito apakah berkaitan dengan overdosis vaksin.
“Itu yang diminta keluarga almarhum. Pihak Apindo menjelaskan kematiannya karena Covid-19, karena pemeriksaan almarhum positif, tetapi sebelum di vaksin almarhum tidak terkonfirmasi Covid-19 dan bisa mengikuti vaksin,” ujar Egy.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.