SOLOK, KOMPAS.TV - Seorang anak berumur 8 tahun asal Solok, Sumatera Barat menunjukkan semua orang dapat berkurban untuk Idul Adha. Anak bernama Hanifa Insani itu ikut berkurban sapi dari hasil menabung.
Hani baru duduk di bangku kelas 3 sebuah Sekolah Dasar (SD) di Solok. Pada hari raya Idul Adha 1442 Hijriah ini, ia menggunakan uang celengannya untuk berkurban.
Celengan Hani itu berisi uang tabungan sejak ia masih duduk di bangku Taman Kanak-Kanak (TK) atau sejak berumur 5 tahun.
Baca Juga: Kisah Bripka Dedek Kurniawan, Gendong Pasien Covid-19 Tempuh Perjalanan Menuju Rumah Sakit
Setiap hari Hani memasukkan Rp1.000 hingga Rp5.000 dari sisa uang jajannya ke celengan pemberian orang tuanya itu.
Tabungannya juga bertambah banyak setiap hari raya Idul Fitri. 'Salam tempel' dari mamak (paman), etek (tante) dan kerabat lain biasa Hani masukkan langsung ke celengan.
Tak cuma itu, Hani mendapat tambahan uang hasil mengupas bawang (maurek bawang) selama libur sekolah.
Pekerjaan mengupas bawang ini adalah pekerjaan mudah yang bisa dilakukan siapa saja, termasuk ibu-ibu dan anak-anak di Solok.
Namun, Roza Linda (38) mengatakan, anaknya rajin mengupas bawang, berbeda dengan anak sebayanya.
"Dia tidak terlalu suka bermain. Malah mengisi waktunya dengan bekerja mengupas bawang petani yang ada di sini, lalu upahnya ditabung dalam celengan," kata Linda, dikutip dari Antara.
Semasa liburan, Hani kerap mengupas bawang dengan cara memotong akar dan daun bawang yang kering. Hani akan mendapat upah Rp1.500 per kilogram bawang yang sudah ia kupas.
"Biasanya Hani mampu membersihkan bawang hingga 15 kilogram per hari atau Rp22 ribu hingga Rp25 ribu per harinya. Lalu uang itu ditabungnya dalam celengan," ujar Linda.
Baca Juga: Para Pesohor yang Kurban Sapi 1 Ton, dari Raffi Ahmad sampai Atta Halilintar
Saat pandemi Covid-19, proses belajar mengajar berjalan secara daring (online). Hal ini membuat Hani menghabiskan waktu lebih banyak di rumah dan makin sering mengupas bawang,
Menjelang Idul Adha, Hani membongkar celengannya. Sebelumnya, ia memang berniat menggunakan uang celengan untuk berkurban.
Dalam Islam, anak tidak memiliki kewajiban untuk ikut berkurban. Sebab itu, orang tua Hani memastikan anak mereka benar-benar ingin menggunakan uang tabungannya untuk berkurban.
Ternyata, Hani teguh memilih mewujudkan keinginannya untuk berkurban. Keteguhan Hani membuat orangtuanya bangga.
"Bahkan saya sendiri sampai saat ini masih belum ikut berkurban. Semoga tahun depan bisa ikut," katanya.
Hani pun ikut berkurban bersama enam orang lainnya. Mereka patungan membeli seekor sapi kurban dengan masing-masing menyumbang uang berjumlah Rp2,5 juta.
Sebenarnya, uang tabungan Hani tak cukup menyumbang untuk berkurban. Namun, orangtuanya ikut membantu melihat kesungguhan niat Hani.
"Saat membuka celengan, uang tabungan Hani hanya ada Rp2,1 juta, sedangkan untuk kurban Rp2,5 juta. Namun melihat Hani begitu bersemangat untuk berkurban. Kami pun menambahkan Rp500 ribu dan sisa tabungannya Rp100 ribu untuk keperluan Lebaran," beber Linda.
Hasil kurban Hani itu telah diberikan pada kerabat dan tetangga rumahnya. Tindakan Hani ini sampai mendapat apresiasi dari tokoh agama Kabupaten Solok, Alizar Chan.
"Berkurban merupakan amalan yang disunnahkan saat merayakan Hari Raya Idul Adha. Meski begitu, berkurban diwajibkan bagi mereka yang mampu,” urai Alizar.
Baca Juga: Berapa Lama Daging Sapi Bisa Disimpan di Freezer? Simak Penjelasannya
Alizar juga memuji cara orangtua Hani mendidik anak mereka lewat kurban untuk Idul Adha ini.
"Menurut saya ini merupakan salah satu bentuk pola asuh yang bagus bagi orang tua terhadap anak tentang nilai-nilai ibadah berkurban," ujarnya.
Kini, Linda berharap Hani terus menaati ajaran agama dan tetap peduli dengan sesama.
"Saya selalu berpesan pada Hani setelah berkurban harus ditingkatkan lagi ibadahnya, seperti shalat lima waktu tidak boleh bolong-bolong, baca Quran dan puasa," kata Linda.
Sumber : Kompas TV/Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.