PONTIANAK, KOMPAS.TV – Pemprov Kalimantan Barat menginstruksikan rumah sakit di Kalbar menambah kapasitas tempat tidur setidaknya 20-30 persen. Pasalnya, tingkat hunian tempat tidur di rumah sakit Kalimantan Barat mencapai 62,37 persen.
Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji menuturkan, agar tingkat tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit (BOR) Kalbar tidak semakin tinggi, rumah sakit diminta menambah ruang rawat inap untuk penanganan Covid-19.
“Tempat tidur juga harusnya ditambah,” kata Sutarmidji, Senin (14/6/2021), dilansir dari Kompas.id.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalbar ketersediaan tempat tidur rumah sakit di seluruh Kalbar per tanggal 13 Juni sebanyak 901 tempat tidur. Dari jumlah itu, yang sudah terisi 562 tempat tidur, sehingga BOR di Kalbar 62,37 persen atau berada di zona kuning.
Lima kabupaten/kota di Kalbar merupakan zona kuning untuk ketersediaan tempat tidur perawatan Covid-19. BOR Kota Pontianak tertinggi, yakni 74,9 persen, Kabupaten Melawi 70,2 persen, Kabupaten Sekadau 70 persen, Kota Singkawang 68,4 persen dan Kabupaten Landak 66,7 persen.
Rumah Sakit Umum Daerah Soedarso dan semua kabupaten/kota diminta menambah kapasitas tempat tidur berkisar 20-30 persen. Sebab, tingkat keterjangkitan cukup tinggi.
Baca Juga: Capaian Vaksinasi Lansia di Kalbar masih Rendah, 5 Kabupaten Jadi Sorotan
Namun, tidak hanya berpatokan pada BOR, tetapi juga perlu dilihat tren kasus dengan tingkat keparahan. Untuk itu, pelacakan, tes dan vaksinasi harus terus ditingkatkan.
Sebelumnya, kasus harian di Kalbar tidak pernah mencapai ratusan kasus. Namun, sekarang per hari rata-rata kasus baru di atas 100 kasus.
Di samping itu, BOR Kalbar tinggi karena kapasitas tempat tidur rumah sakit di Kalbar tidak banyak. Jika setiap kabupaten/kota menambah kapasitas tempat tidur atau kamar, maka BOR akan turun.
Melonjak
Kepala Dinkes Kota Pontianak Sidig Handanu menuturkan, BOR di ruang intensive care unit (ICU) dan isolasi biasa di Pontianak dua minggu terakhir terjadi lonjakan tajam. Bahkan, pada saat tertentu di ICU sudah kehabisan ruangan.
Untuk BOR di ruang isolasi biasa berkisar 70-80 persen. Pihaknya sudah cukup banyak menambah tempat tidur. Bahkan, sejak sebulan lalu ada penambahan 80 tempat tidur sebelum lonjakan, tetapi tetap terisi.
”Tingkat ketertularan tinggi karena masyarakat belum menaati protokol kesehatan,” ungkap Handanu.
Oleh karena itulah dalam waktu dua minggu ke depan, Pontianak melaksanakan PPKM secara ketat. Latar belakangnya karena keterisian ruang isolasi sudah melampaui titik kritis. ICU bahkan kewalahan dan ventilator terbatas.
Baca Juga: Vaksinasi Gotong Royong di Kalimantan Barat Masih dalam Tahap Sosialisasi
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.