TANGERANG, KOMPAS.TV - Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Pemkot Tangsel) tengah mempersiapkan untuk memulai Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka terbatas pada Juli 2021 mendatang.
Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie mengatakan, Pemkot telah menyiapkan skema belajar mengajar tatap muka terbatas dengan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
Simulasi KBM tatap muka terbatas sudah dilakukan di sejumlah sekolah yang dinyatakan telah siap.
"Iya beberapa SD dan SMP sudah kami lakukan simulasi dan masih kami coba yakinkan lagi untuk kesiapannya," ujar Benyamin, dilansir dari Kompas.com, Rabu (2/5/2021).
Namun, Benyamin menyatakan belum bisa memastikan pelaksanaan KBM tatap muka tahun ajaran 2021/2022 akan berlangsung sesuai rencana.
Ia mengatakan, kegiatan tersebut akan ditunda jika terjadi lonjakan kasus Covid-19.
Baca Juga: Sejumlah Orang Tua Siswa Tolak Sekolah Tatap Muka
"Sekolah sudah siap, tapi misalnya angka Covid-19 di Tangerang Selatan terus naik, saya akan melakukan peninjauan kembali," kata Benyamin.
Pemkot Tangsel mengkhawatirkan potensi terjadinya lonjakan kasus Covid-19 setelah libur Lebaran 2021 yang puncaknya diprediksi terjadi akhir Juni 2021.
"Misalnya tatap muka kami lakukan 1 Juli, tapi ternyata tanggal 30 Juni terjadi lonjakan saya akan undur," jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, kenaikan kasus Covid-19 pasca-Lebaran masih akan terjadi selama beberapa waktu ke depan.
"Biasanya kenaikan itu akan mencapai puncaknya sekitar 5-7 minggu. Jadi kemungkinan akan adanya kenaikan kasus diperkirakan akan sampai puncaknya di akhir bulan ini (Juni)," kata Budi usai rapat terbatas dengan Presiden dan sejumlah menteri di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, (31/5/2021) lalu.
Baca Juga: DKI Jakarta Catat 3.365 Kasus Aktif Covid-19 dalam 2 Pekan, Keterisian Tempat Tidur 33 Persen
Sejumlah wilayah diketahui mengalami peningkatan kasus aktif Covid-19 setelah libur Lebaran berakhir.
Sebelumnya, kasus aktif nasional sempat berada di angka 90.000 kasus, namun angkanya kini sudah kembali melebihi 100.000 kasus.
"Jadi sudah ada kenaikan walaupun angka ini memang masih jauh di bawah angka puncak yang pernah kita capai di awal tahun yang berkisar di 170.000," ujar Budi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.