YOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Angka kasus demam berdarah dengue (DBD) di Sleman, Yogyakarta, saat pandemi Covid-19 ternyata melonjak. Sepanjang 2020, terdapat 810 kasus DBD dengan dua kematian di Sleman.
Kenaikan kasus DBD di Sleman mulai terasa sejak 2019, yakni 728 kasus dengan satu kematian .Pada 2018, terdapat 144 kasus DBD, tahun 2017 427 kasus, dan pada 2016 terdapat 880 kasus dengan sembilan kematian.
“Ada siklus empat tahunan dari analisis kami, pada 2016 dan 2019 yang diikuti 2020,” ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman, Joko Hastaryo.
Baca Juga: Cegah DBD, Karang Taruna Kota Kupang Fogging Rumah Warga
Sampai dengan Mei 2021 terdapat 119 kasus DBD di Sleman. Menurut Joko, pengendalian DBD tidak boleh diabaikan, sekalipun saat ini konsentrasi pada penanggulangan Covid-19.
Nyamuk aedes aegypti justru hidup di tempat bersih, termasuk saat berkembang biak di air yang jernih. Jadi, penularan terjadi di tempat yang memiliki santitasi baik. Dinas Kesehatan Sleman pun memilih program Si Wolly Nyaman untuk menekan angka kasus DBD.
Dinkes Sleman memilih World Mosquito Program untuk bekerja sama menurunkan angka DBD. Riris Andono Ahmad dari WMP menjelaskan akan dilakukan peletakan telur nyamuk berwolbachia di 13 kapanewon atau kecamatan yang memiliki tingkat kejadian tinggi kasus DBD di Sleman.
Baca Juga: Pandemi Covid-19, Kasus DBD Di Palembang Turun
Metode Wolbachia efektif menurunkan angka DBD sampai 77 persen dan sudah dilakukan di Yogyakarta. Ia berharap penurunan kasus juga terjadi di Sleman.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.