MATARAM, KOMPAS.TV – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat menyerahkan antigen Enram ke seluruh kabupaten dan kota di provinsi tersebut. Antigen produksi lokal itu diharapkan bisa meningkatkan penelusuran kontak pasien positif Covid-19.
Acara penyerahan dilakukan secara daring pada Senin (10/5/2021), dilansir dari laman Kompas.id (10/5/2021). Antigen tersebut dikembangkan oleh Universitas Mataram dengan Laboratorium Hepatika Bumi Gora Mataram.
Turut hadir di acara itu antara lain, Gubernur NTB Zulkieflimansyah, Kepala Laboratorium Hepatika Bumi yang juga Guru Besar Fakultas Kedokteran Unram Mulyanto, dan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB Lalu Hamzi Fikri dari Sains Techno Industrial Park (STIP) Banyumulek.
Selain itu, turut hadir secara daring Rektor Universitas Mataram Lalu Husni dan sejumlah kepala daerah kabupaten/kota di NTB.
Menurut Fikri, selain produk lokal NTB, Enram memiliki berbagai kelebihan.
“Dari sisi sensitivitas, Enram sudah teruji, baik di Laboratorium Unram maupun sekarang dalam proses di Universitas Airlangga,” kata Fikri.
Baca Juga: Polisi Tangkap Pembuat Surat Antigen Palsu di Cianjur, Terancam Hukuman 6 Tahun Penjara
Tingkat sensitivitas Enram mencapai 92,3 persen. Nilai itu berada di atas standar Kementerian Kesehatan, yakni 80 persen, sehingga memenuhi syarat.
”Selain itu, untuk spesifikasi, standarnya adalah 97 persen, sementara Enram 97,65 persen, sehingga bisa dibilang produk ini tidak kalah dari produk impor,” terangnya.
Enram juga unggul dari sisi harga karena lebih terjangkau. Jika dikalkulasi, harga di luar bisa tiga sampai empat kali lipat harga Enram.
“Sementara untuk hasil, sudah bisa diketahui dalam waktu 15-20 menit,” jelas Fikri.
Lebih lanjut, ia menerangkan penyerahan antigen ke kabupaten/kota memang sedikit terlambat karena menunggu izin produksi dan edar. ”Saat ini, kedua izin itu sudah diperoleh. Kementerian Kesehatan juga merespons positif dan mendorong untuk dimasukkan ke dalam katalog elektronik,” jelasnya.
Dengan disalurkannya antigen ke kabupaten/kota (masing-masing 480 unit), akan membantu pencegahan penularan Covid-19. Terutama untuk meningkatkan penelusuran riwayat kontak.
Hingga saat ini, penelusuran riwayat kontak NTB masih jauh dari target. Per satu pasien positif, paling banyak ditelusuri hingga 6-7 orang, padahal targetnya 20 orang.
Dengan hadirnya antigen Enram, diharapkan penelusuran riwayat kontak bisa ditingkatkan. Sehingga, bisa mencegah kasus kematian yang hingga Senin ini sudah mencapai 573 orang.
Menurut Rektor Unram Lalu Husni, antigen Enram merupakan bagian dari riset dan inovasi. Hal itu menjadi kebijakan pemerintah dalam mendorong perguruan tinggi untuk melakukan penelitian, penemuan dan inovasi, terutama di era pandemi Covid-19 ini.
“Riset ini inovasi, memantik perguruan tinggi untuk menciptakan hasil karya yang mampu mengatasi persoalan di masa Covid-19 sehingga kita mampu mandiri,” pungkasnya.
Mulyanto menambahkan, dari proses penelitian, disertai validasi dan uji lainnya, akhirnya mereka bisa menciptakan tes cepat antigen yang tidak hanya murah (Rp100.000), tetapi juga memiliki sensitivitas dan spesifikasi yang lebih baik dari alat tes serupa yang beredar di pasar.
Zulkieflimansyah mengatakan, Enram yang merupakan produk teknologi dan ilmu pengetahuan membuktikan kesanggupan masyarakat NTB menciptakan produk bernilai tinggi, tidak hanya sebatas usaha di bidang makanan, pertanian, dan perikanan.
Potensi itulah yang diharapkan bisa dilahir dari Sains Technology and Industrial Park di kabupaten dan kota.
Baca Juga: Puluhan Ribu Dokumen Kependudukan Korban Banjir NTT dan NTB Sudah Diganti
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.