BANJARMASIN, KOMPAS.TV - Suasana Terminal Induk Kilometer Enam Kota Banjarmasin yang jadi tempat mangkalnya angkutan kota ini nampak tak terlihat adanya antrean penumpang meski minibus berjejer terparkir.
Tak hanya di bulan Ramadan, kondisi ini sebenarnya sudah dirasakan sejak beberapa tahun lalu, meski minibus berjejer terparkir.
Baca Juga: Razia Warung Makan yang Buka Siang Hari, Pelanggar Terancam Sanksi Tindak Pidana Ringan
Kini di masa pandemi ini, muncul kebijakan larangan mudik yang diberlakukan pemerintah.
Hal tersebut diakui Udin, seorang sopir angkutan menjadi kebijakan yang bakal membuat mereka semakin kesulitan dalam mencari pundi-pundi rezeki untuk menghidupi keluarga.
“Menurun drastis, selama bulan Ramadan ini belum ada peningkatan. Karena penumpangnya tidak ada, apa lagi sekarang kan mudik tidak ada lagi, dibatasi semua,” keluh Udin sembari terlihat lesu duduk di angkutannya.
Sepinya penumpang diklaim para sopir lantaran majunya perkembangan teknologi yang serba online.
Ditambah lagi persaingan dengan angkutan bus milik pemerintah yang dipatok cukup murah, yakni sebesar lima ribu rupiah, membuat angkutan mereka kian sepi.
Baca Juga: Calon Jemaah Haji Tunggu Kepastian Berangkat, Apakah Vaksin Sinovac Diterima Pemerintah Arab Saudi ?
Namun berikhtiar, itulah yang dilakukan para sopir meski terkadang sering tak mendapatkan penumpang dalam satu hari penuh.
Atau jika pun ada, mereka hanya bisa meraup bersih pendapatan maksimal sebanyak 50 ribu rupiah.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.