BANJARMASIN, KOMPAS.TV - Kedua orang tua siswi asal Banjarmasin yang menderita sindrom "Putri Tidur" berharap ada uluran tangan untuk pengobatan putrinya.
Siti Raisa Miranda (16) atau Echa, penderita sindrom Putri Tidur asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel) ini mengalami kondisi tersebut akibat kecelakaan yang pernah dialaminya. Kondisi tersebut sudah diketahui sejak tahun 2017 lalu. Bahkan tidur terlamanya adalah 13 hari.
"Butuh biaya yang sangat besar, walaupun kami dua-duanya bekerja," ucap Ayah Echa, Mulyadi.
Ia menjelaskan bahwa Echa sudah pernah dibawa ke dokter saraf. Namun, hasil pemeriksaan ternyata normal saja. Sempat juga beberapa kali dibawa ke rumah sakit di Banjarmasin, Echa justru didiagnosa menderita penyakit epilepsi. Echa yang masih duduk di bangku kelas 1 SMA ini mulai terkena sindrom putri tidur sejak umur 13 tahun.
Baca Juga: Viral Tukang Servis AC Mirip Idol Kpop
Dari informasi yang dia terima, di Banjarmasin tak ada alat canggih yang bisa mendiagnosa penyakit Echa. Pemeriksaan terakhir di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Ansari Saleh Banjarmasin, Echa justru didiagnosa menderita penyakit epilepsi.
Kedua orangtuanya sudah berusaha mencari pengobatan untuk Echa, tetapi karena tidak ada biaya untuk berobat ke Jakarta, akhirnya mereka memilih pengobatan alternatif.
Melansir dari Kompas.com, Kamis (8/4/2021), Ibu Echa, Siti Lili Rosita berharap pengobatan alternatif yang dipilih bisa menyembuhkan penyakit anaknya.
"Ini sudah sembilan hari Echa tertidur. Hari ini tadi Echa diobati alternatif urut totok," ujar Siti Lili Rosita, Jumat (9/4/2021).
Mulyadi, ayah Echa mengaku bekerja sebagai aparatur sipil negara (ASN) sedangkan istrinya, Siti Lili Rosita berprofesi sebagai instruktur senam.
Baca Juga: Echa, Putri Tidur Asal Banjarmasin Sudah Sepekan Kembali Terlelap, Pernah Tertidur Selama 13 Hari
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.