YOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Pertunjukan wayang sarat filosofi tak melulu dengan kelir dan perangkat gamelan. Hangno Hartono, perupa sekaligus budayawan dari Galeri Kahangnan Pringgading, Guwosari, Pajangan, Bantul, menghadirkan pertunjukan wayang sarat filosofi melalui pameran.
Pameran bertajuk "Trilogi Mencari Arjuna Cakravartin” ini digelar di Pendopo Asdrafi Yogyakarta, mulai 5 sampai 9 April 2021.
Pameran karya seni wayang ini bisa dikatakan mirip pertunjukan wayang yang biasanya digelar semalam suntuk. Ada Sekitar 50 lukisan wayang, dan wayang seni tatah serta sungging yang dipamerkan lengkap dengan narasi dan alur kisah yang berkesinambungan mirip dengan panel-panel relief candi.
Narasi dibagi menjadi tiga sekuel, yakni "Ketemu Buta" (raksasa), "Para Kesatria", dan "Arjuna". Alur dan tema Trilogi Mencari Arjuna ini terinspirasi dari konsepsi tiga alam di Candi Borobudur yaitu Kamadatu, Rupadatu, dan Arupadatu.
Baca Juga: Di PHK, Warga Bandung Barat Bangkit Dengan Wayang Cilukba
Kamadatu merepesentasikan alam nafsu inderawi yang dalam pameran ini direpresentasikan dengan sekuel pertama, "Ketemu Buta". Relief Karmawibangga atau kehidupan rendah yang sering diekspos pada panel kehidupan non-moralis.
Kehidupan non-moralis dalam pameran seni rupa ini direspons dalam penggambaran kehidupan para buta.
“Jika dikaitkan dengan kekuasaan semacam oligarki dan tirani, apabila dihubungkan dengan moral lekat kaitannya dengan hipokrit. Dalam pendidikan disebut dehumanisasi, pandangan ekonomi menyebutnya eksploitatif, sisi agama menamakannya demagog, dan sebagainya,” ujar Hangno Hartono.
Alam kedua adala "Rupadatu" sebagai gambaran ranah wujud yang dikaitakan dengan konteks Para Kesatria. Dalam dunia wayang banyak sekali contoh para tokoh kesatria baik dari pihak Pandawa maupun Kurawa atau pihak Rahwana maupun Rama yang dijadikan teladan sampai nama tokoh tersebut diabadikan sebagai nama diri. Misal, Kresna, Parta (Arjuna), Wibisana, Samiaji, Yudhistira, dan lain-lain.
Alam ketiga adalah "Arupadatu" yang dikaitkan dengan sekuel ketiga Arjuna. Ranah ini sebagai simbol alam tanpa wujud, berupa puncak capaian spiritual ke-Buddha-an.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.