KUDUS, KOMPAS.TV - Maulida Aristriani, pengrajin kerudung asal Desa Klumpit, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, terus berusaha mengembangkan usahannya agar tertap bisa bertahan di tengah pandemi seperti sekarang ini.
Usaha yang dirintisnya sejak tahun 2010 ini, sudah mengalami pasang surut. Puncaknya, saat pandemi melanda dunia sejak awal 2020. Ia pun mencoba bertahan dengan mencari terobosan inovasi baru. Salah satunya adalah membuat desain kerudung yang dipadukan dengan masker. Dengan berbagai model dan variasi, inovasinya ini ternyata bisa diterima dengan baik oleh para konsumen mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
Terbukti menjelang bulan Ramadhan tahun ini pesanan kerudung banyak datang dari hampir seluruh daerah di Indonesia. Bahkan omzet akhir-akhir ini meningkat hingga mencapai 80 persen.
Untuk memenuhi permintaan konsumen, pengrajin kerudung mempekerjakan para karyawannya di rumah masing-masing dan sebagian lagi ada yang bekerja di gudang. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya kerumunan saat proses produksi.
Selain itu, untuk meningkatkan pemasaran pengrajin kerudung tersebut juga memanfaatkan media sosial untuk menjual produknya secara online. Hingga saat ini pihaknya sudah memiliki lebih dari 250 reseler yang tesebar di seluruh wilayah Indonesia.
"Permintaan menjelang Ramadhan alhamdulillah ada peningkatan, mulai Februari kita ada peningkatan produksi, prosentase peningkatannya kurang lebih mencapai 80 persen," kata Maulida.
Untuk produk kerudung dengan brand ribbie ini, dijual dengan harga mulai Rp 20.000 hingga Rp 80. 000, tergantung dengan motif dan bahan yang digunakan.
#PengrajinKerudung #Kudus #Ramadhan
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.