BALI, KOMPAS.TV- Di Bali, sebuah kreamatorium membuka layanan mengkreamasi jenazah positif Covid-19. Sudah hampir 500 jenazah terpapar Corona dibakar di tempat ini.
Kremasi atau pembakaran jenazah yang terkonfirmasi positif Covid-19 memang bukan perkara mudah. Pasalnya, para petugas harus paham akan protokol Covid-19 dalam pelaksanaan kremasi.
Hal ini agar aman bagi petugas, masyarakat, keluarga dan lingkungan sekitarnya.
Adalah Krematorium Sagraha Mandra Kantha Santhi, Desa Bebalang, Bangli, Bali, merupakan salah satu krematorium yang menerima jenazah Covid-19.
Baca Juga: Satgas Denpasar Klaim Kasus Covid-19 Denpasar Menurun
Melansir Kompas.com, Nyoman Karsana selaku Ketua Yayasan Krematorium Sagraha Mandra Kantha Santhi mengatakan, hampir sebagian besar jenazah Covid-19 di Pulau Dewata dikremasi di tempatnya.
Awalnya krematorium tempatnya tak berani menerima jenazah dengan konfirmasi positif Covid-19.
Pihaknya baru menerima jenazah Covid-19 pada Mei 2020 setelah berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 Bali.
Dari sana, akhirnya didapat informasi bagaimana cara mengkremasi jenazah yang terkonfirmasi positif Covid-19.
Sejak awal berdiri dari Juli 2019 hingga awal Februari, kata dia, sebanyak 1.300 jenazah telah dikremasi di tempat ini.
Rinciannya, pada 2019 sebanyak 274 jenazah, di 2020 sebanyak 830 jenazah, dan awal 2021 sebanyak 196 jenazah.
Baca Juga: Data Covid-19 Kota Malang 19 Februari 2021
Sementara untuk jenazah dengan konfirmasi positif Covid-19 yang dikremasi sebanyak 380 pada 2020 dan 90 jenazah pada awal 2021 ini.
"Sampai April kami enggak berani ambil jenazah Covid. Mei kami komunikasi dengan Satgas terkait bagaimana protokolnya, dan sejak itu kami baru berani," kata Karsana di Krematorium Sagraha Mandra Kantha Santhi, Kamis (18/2/2021).
Pihak krematorium pun mengatur satu jenazah hanya diantar maksimal 20 orang. Mereka yang diizinkan masuk hanya 10 orang dan sisanya menunggu di luar.
Sementara untuk kremasi jenazah konfirmasi Covid-19 hanya petugas yang boleh masuk.
"Kami menjaga orang yang datang, atau sesedikit mungkin minimal 1 meter jaraknya. Mereka biar ada jaraknya, almarhum positif Covid yang sudah di peti tak akan menularkan. Sekarang yang menularkan adalah orang yang ngantar, ini yang kita jaga," tutur Nyoman.
Baca Juga: 7 Pasien Covid-19 di Bekasi Terdampak Banjir Dievakuasi
Untuk menjaga dari paparan virus Covid-19, kremasi ini menyiapkan 6 lampu UV di pintu-pintu masuk krematorium. Lalu melakukan penyemprotan disinfektan secara teratur.
Kemudian, bagi petugas yang membakar jenazah wajib mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap.
Nyoman mengatakan, krematorium ini memiliki 30 petugas. Sejak mulai menerima jenazah Covid-19, hingga saat ini belum ada satu pun anggota timnya yang tertular Covid-19.
"Meskipun dia non positif tetap protokol. Kami ingin tim kami sehat, dari bulan 5 ambil Covid tak ada yang kena," ujar dia.
Langkah pencegahan yang dilakukan yakni disiplin memakai masker dan rutin cuci tangan sebelum dan sesudah melalukan aktivitas. Timnya juga rutin minum atau konsumsi vitamin C dan makan makanan sehat.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.