KOTAWARINGIN TIMUR, KOMPAS.TV - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah menyelamatkan.
“Total ada tiga ekor. Dua ekor, yaitu induk dan anak di Jalan Jenderal Sudirman dan satu ekor orang utan dewasa di Desa Lampuyang, Kecamatan Teluk Sampit,” kata Muriansyah, Komandan Jaga BKSDA Kalteng pos Sampit, Selasa (2/2/2021).
Orang utan itu pertama diketahui dari laporan warga pada pekan lalu. Warga menyebut ada tiga ekor orang utan terlihat di Jalan Jenderal Sudirman kilometer 11. Tiga ekor orang utan itu adalah indukan jantan dan betina serta seekor anak orang utan.
Baca Juga: Polisi Gagalkan Penyelundupan Satwa Langka yang Dilindungi dari Malaysia
Tim BKSDA yang bekerja sama dengan Orang utan Foundation Internasional (OFI) pun melakukan pemantauan selama satu minggu. Namun, mereka hanya melihat induk betina dan anaknya.
Dua ekor orang utan itu pun ditangkap. Tim BKSDA membius induk orang utan. Sementara, orang utan anakan itu digendong.
Pihak BKSDA memperkirakan orang utan itu berusia 20 tahun dengan berat 26 kilogram. Sedangkan, anak orang utan berjenis kelamin jantan kira-kira baru berusia 10 bulan dengan berat 3 kilogram.
“Lokasi penyelamatan berupa kebun karet. Orang utan merusak dan memakan kulit pohon karet karena kesulitan mendapat makanan di habitat aslinya,” kata Muriansyah.
Seekor orang utan lain yang berkelamin jantan ditemukan di persawahan Desa Lampuyang, Kecamatan Teluk Sampit. Orang utan berusia kira-kira 25 tahun ini memiliki luka di kepala bagian kiri.
Tim penyelamat menduga, luka itu karena benda tajam. Petugas BKSDA mengobati luka itu dengan memberikan sembilan jahitan. Petugas sedang menelusuri kemungkinan penganiayaan orang utan itu oleh warga dengan menanyai warga.
Baca Juga: Apa Benar Kebijakan Penegakan Hukum di Sektor Perhutanan dan Pertambangan Rendah? Ini Selengkapnya
“Ketiga orang utan itu sudah dibawa ke Pangkalan Bun untuk diobservasi dan disiapkan untuk dilepasliarkan,” kata Muriansyah. Ia juga berterima kasih kepada warga dan perangkat Desa Lampuyang.
Melansir situs WWF.org, orang utan Kalimantan tergolong sebagai hewan yang terancam punah dan tersisa 57.000 individu.
Populasi orang utan berkurang antara lain karena praktik perburuan dan pembalakan liar, alih fungsi hutan menjadi perkebunan kelapa sawit, perubahan iklim, serta kebakaran hutan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.