PAPUA, KOMPAS TV - Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Sebby Sambom, mengaku dirampok saat berada di kawasan Pasifik beberapa pekan lalu.
Akibat perampokan tersebut, Sebby menuturkan, sejumlah barang berharga miliknya raib, termasuk uang senilai lebih dari Rp 177 juta.
"Info Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom dirampok warga Papua yang bekerja sama dengan Kelompok Kriminal di Kawasan Pasifik. Info ini perlu kami sampaikan kepada semua pihak," kata Sebby melalui pesan elektronik yang dikutip dari Tribunnews.com pada Selasa (2/2/2021).
Baca Juga: 6 Prajurit TNI AU Dapat Kenaikan Pangkat Luar Biasa, Berikut Nama-namanya
Sebby mengatakan, aksi perampokan tersebut membuat dirinya syok dan menderita secara mental dan juga psikologis.
Penderitaan itu, diakui Sebby terjadi selama 10 hari setelah perampokan. Akibat kejadian itu, segala aktivitasnya menjadi terganggu.
"Dan selama 10 hari Jubir TPNPB-OPM Sebby Sambom telah mengalami syok dan telah menderita secara mental juga secara psikologis," ucapnya.
Karena penderitaan itu pula, Sebby sampai-sampai mengaku tidak melakukan aktivitasnya sebagai juru bicara selama 20 hari.
"Akibat dari perampokan ini maka Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB-OPM) tidak melakukan fungsi kerja sebagai Juru Bicara selama 20 hari," tuturnya.
Baca Juga: Kapolda Papua: Pembakar Pesawat MAF Kelompok Pimpinan Undius Kogoya, KKB Bukan OPM
Menurut Sebby, informasi mengenai dirinya dirampok perlu disampaikan, terutama kepada wartawan agar semua pihak mengetahuinya.
"Dengan terpaksa kami harus sampaikan kepada semua pihak, yang terutama kepada semua jurnalis di seluruh dunia supaya terang," ujar Sebby.
Sebby menjelaskan, kronologi perampokan yang dialaminya terjadi pada tanggal 13 Januari 2021 di suatu tempat di wilayah Pasifik.
Dia menduga kelompok kriminal di kawasan Pasifik bekerja sama dengan orang asli Papua untuk melakukan perampokan tehadap dirinya.
"Dengan cara memerintahkan orang lokal di suatu wilayah di Pasifik merampok semua barang milik Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Sebby Sambon," tuturnya.
Baca Juga: Waduh, Dikira Mata-Mata TNI dan Polri, KKB di Intan Jaya Tembak Mati Warga Sipil
"Termasuk uang tunai sebesar PGK44,500 atau senilai IDR 177.862.198.58 Indonesian Rupiahs, dengan dalil bahwa barang milik Jubir TPBPB-OPM diambil oleh Kelompok Kriminal di lokasi setempat."
Menurut Sebby, ada anggota dari kelompok kriminal di kawasan Pasifik tersebut yang dikenalnya.
"Tetapi dalil dengan niat jahat ini telah ketahuan, karena dalam kelompok perampok itu, ada orang yang saya kenal," ujarnya.
Lebih lanjut, Sebby mengatakan, dengan situasi krisis yang telah dialaminya, maka semua pertanyaan wartawan dari berbagai media tentang Perang Pembebasan Nasional yang dilakukan Pasukan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat di seluruh wilayah Papua, belum terbalas hingga hari ini.
Baca Juga: Kantor Bupati Intan Jaya Diserang, TPNPB-OPM Klaim Tembak Seorang TNI
"Dengan demikian, saya Sebby Sambom sebagai Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat sampaikan permohonan maaf kepada semua pihak," katanya.
"Terutama kepada Pimpinan dan Pasukan TPNPB-OPM yang sedang Perang dengan Pasukan Kriminal Indonesia yaitu Tentara dan Polisi Indonesia."
Selain itu, Sebby Sambom juga menyampaikan permohonan maaf kepada pejuang Papua merdeka dari KNPB serta semua orang asli Papua yang turut berjuang.
"Dan saya juga sampaikan mohon maaf kepada semua Pejuang Papua Merdeka dari KNPB bersama rakyat, serta semua Orang asli Papua yang berjuang Papua merdeka di berbagai organisasi Perjuangan," ujarnya.
Baca Juga: Dua Prajurit TNI Tewas Saat Baku Tembak dengan KKB di Intan Jaya Papua
Setelah kejadian perampokan itu, Sebby mengaku masih bersembunhi di suatu kampung yang tidak ada listrik, jaringan telepon, bahkan internet.
"Sampai sekarang saya sembunyi di kampung yang tidak ada listrik, dan juga tidak ada jaringan telepon serta tidak bisa akses internet," ucapnya.
"Baru dua hari ini saya ke kota untuk informasikan kepada semua pihak, tentang situasi krisis yang dialami oleh Jubir TPNPB-OPM."
Ia pun menyayangkan sesama Orang Asli Papua yang sama-sama sebagai pejuang justru merampok pejuang lainnya.
Baca Juga: Sebelum Tewas Ditembak KKB, Anggota TNI Pratu Dedi Hamdani Sempat Telepon Ibunya Tapi Tak Diangkat
"Kami percaya bahwa hal ini akan terungkap setelah Papua merdeka penuh dari penjajahan Indonesia," ucapnya.
"Mohon advokasi semua pihak, dan terima kasih atas kerja sama yang baik. Kami butuh keadilan perdamaian dan kedamaian."
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.