JEMBER, KOMPAS.TV – 40 rumah warga di bantaran sungai bedadung Kabupaten Jember Jawa Timur rusak berat diterjang banjir luapan sungai yang terjadi pada Jumat petang (29/01).
Salah satu rumah yang rusak adalah milik Siran, di jalan KH. Wahid Hasyim Kelurahan Kepatihan Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember.
Detik-detik robohnya rumah Siran terekam kamera handphone milik warga. Salah satu saksi mata, yakni Muhammad Ali Wafa mengatakan bahwa rumah Siran yang berada tepat di atas bantaran sugai bedadung bergerak dan perlahan-lahan roboh ke bibir sungai. Bangunan dan sejumlah perabotan rumah terbawa arus banjir sungai bedadung.
Selain 40 rumah rusak berat, ada 34 rumah rusak sedang dan 6 rumah rusak ringan. Kemudian 3 mushola, 1 lembaga tempat pendidikan Al Quran dan 1 unit gedung pertunjukan teater milik IAIN Jember terendam banjir. Sejauh ini tidak ada laporan korban jiwa.
Baca Juga: Jembatan Desa Putus Diterjang Banjir, Aktivitas Warga Terganggu
Banjir luapan sungai Bedadung terjadi tiba-tiba setelah hulu sungai diguyur hujan selama 6 jam pada Kamis Siang hingga Sore. Data sementara dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember, ada 436 rumah warga di 7 Kecamatan yang terdampak banjir.
7 Kecamatan tersebut adalah Kecamatan Jelbuk, Kalisat, Pakusari, Patrang, Sumbersari, Kaliwates dan Rambipuji.
Salah satu korban banjir, yakni Faris, warga Kecamatan Patrang menceritakan detik-detik saat terjadi banjir. Ia beserta warga lainnya panik karena air sungai bedadung meluap dengan cepat dan masuk ke rumah warga.
Air bercampur lumpur disertai sampah serta potongan kayu menerjang pemukiman. Faris beserta warga lainnya menyelamatkan diri dan membiarkan rumah beserta isinya diterjang banjir.
Baca Juga: Tangkis Sungai Jebol, Ribuan Rumah Warga di 3 Desa Terendam Banjir
Pada Sabtu pagi (30/01), debit air sungai bedadung turun dan banjir yang sebelumnya merendam rumah warga dengan ketinggian 1 meter lebih, telah surut. Warga dibantu petugas gabungan dari BPBD, TNI dan Polri membersihkan material banjir yang menutup bagian dalam rumah, halaman rumah dan jalan kampung.
Salah satu korban banjir, Muhammad Fauzi, mengatakan sebagian besar kerusakan rumah warga terjadi pada bagian belakang rumah, karena langsung berdampingan dengan aliran sungai Bedadung, sehingga temboh rumah ambruk.
Muhammad Fauzi menambahkan banjir kali ini yang terparah sepanjang 10 tahun terakhir. Dulu juga pernah banjir parah pada tahun 2006, namun tahun ini yang paling parah. Ia mengaku cemas dan khawatir banjir susulan, mengingat curah hujan tinggi.
Pelaksana Tugas Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Jember, Heru Widagdo menghimbau kepada warga yang tinggal di bantaran sungai Bedadung untuk selalu waspada jika hujan dengan itensitas tinggi turun. Jika ada tanda-tanda debit air sungai meningkat, warga diminta langsung menyelamatkan diri ke tempat yang lebih aman.
#Banjir #SungaiBedadung #BencanaAlam
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.