SEMARANG, KOMPAS.TV - Perajin tahu di Kota Semarang mengaku terus merugi akibat kenaikan harga kedelai impor sebagai bahan baku produksi tahu. Pilihan menanggung rugi dipilih agar tetap bisa berproduksi dan tidak ada karyawan yang dirumahkan.
Jika sebagian perajin tahu tempe memilih untuk menghentikan produksi atau menaikkan harga tahu tempe di saat harga kedelai impor mahal, Warsino salah seorang perajin tahu di Kelurahan Jomblang, Kecamatan Candisari, Kota Semarang justru memilih menanggung rugi dengan tidak menaikan harga jual dan tetap berproduksi agar karyawan tidak di PHK.
Meskipun untuk menutup kerugian produksi tahu, Warsino terpaksa harus meminjam uang ke pihak bank, menurutnya yang terpenting adalah produksi tetap berjalan dan karyawan tetap bekerja, karena mayoritas karyawannya berasal dari luar Kota Semarang yang setiap bulan harus mengirim uang untuk keluarganya.
Saat ini harga kedelai impor sebagai bahan baku produksi tahu mencapai Rp 9.300,- per kilogram. Padahal sebelumnya harga kedelai impor dikisaran Rp 6.500,- per kilogram. Perajin tahu tempe berharap, pemerintah bisa mempertahankan harga kedelai terendah, karena sampai saat ini perajin tahu tempe di Indonesia masih bergantung pada kedelai impor sebagai bahan baku produksi tahu tempe.
#Perajin #TahuTempe #KedelaiImpor
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.