JAKARTA, KOMPAS.TV - Masih ingatkah dengan bencana besar yang terjadi pada hari ini, tahun 2004 silam? Ya, bencana besar tsunami Aceh.
Masyarakat Aceh tak akan lupa kepedihan mendalam yang dirasakan pada saat itu, pukul 08.30 WIB, Minggu 26 Desember 2004.
Dua kejadian alam yang terjadi dengan selisih waktu per sekian menit meluluhlantakkan pesisir barat Aceh.
Sepanjang 800 kilometer pesisir barat Aceh itu luluh lantak oleh gelombang tsunami, setelah beberapa sebelumnya diguncang gempa dahsyat dengan magnitudo 9 skala Ritcher.
Baca Juga: Antisipasi Bencana Tsunami Dengan Menanam Pohon
Ratusan ribu jiwa melayang, jutaan rumah serta bangunan perkantoran hancur akibat gempa dan hempasan gelombang tsunami.
Tanah menjadi rata, hanya bersisa puing-puing bangunan dan berserakan mayat korban tsunami. Listrik juga padam karena dampak yang ditimbulkan.
Serambinews.com merangkum sejumlah fakta gempa dan tsunami Aceh.
Gempa Terbesar dan Terkuat
Tsunami Aceh terjadi karena interaksi lempeng Indo-Australia dan Eurasia. Gempa ini tergolong gempa dangkal, berpusat di dasar laut dengan kedalaman 10 kilometer.
Dasar samudera yang naik di atas palung Sunda ini mengubah dan menaikkan permukaan air laut. Dengan demikian, permukaan datar air laut ke arah pantai barat Sumatera ikut terpengaruh berupa penurunan muka air laut.
Beberapa gempa terjadi sebelum gelombang air laut menyapu daratan dan terlama berkisar 8-10 menit. Durasi gempa ini merupakan catatan sejarah tersendiri.
Baca Juga: Alat Deteksi Tsunami Diperiksa, Antisipasi Ancaman Bencana
Gempa yang terjadi, merupakan gempa bumi terkuat yang pernah terjadi setelah di Prince William Sound, Alaska pada 28 Maret 1964.
Gempa Aceh merupakan gempa dengan magnitudo terkuat ketiga sejak tahun 1900.
Gempa terkuat lainnya adalah gempa magnitudo 9,5 di Chile pada 22 Mei 1960, dan gempa bumi magnitudo 9,2 di Alaska pada 1964. Kedua gempa ini juga memicu tsunami.
Gelombang Tsunami Tinggi
Setelah gempa yang panjang dan memiliki magnitudo besar, gelombang pasang menyapu pantai dengan didahului surutnya air laut. Kemudian diikuti gelombang yang sangat besar.
Gelombang tsunami menerjang daratan dan masuk ke dalam kota. Diperkirakan gelombang tsunami yang menghantam pesisir Aceh setinggi 30 meter, dengan kecepatan 100 meter per detik atau 360 kilometer per jam.
Tsunami tinggi ini tidak hanya melanda pesisir barat Aceh, namun juga Sumatera bagian utara, pantai-pantai Srilanka, India, Thailand, Malaysia, Somalia, Bangladesh, Maladewa, hingga Kepulauan Cocos.
Baca Juga: Ribuan Warga Mengungsi Karena Banjir di Aceh Utara terus Meluas
Jenis Tsunami Far Field
Gempa yang terjadi di Aceh pusat gempanya berada pada kedalaman 10 kilometer. Geomorfologi laut dan batimetri atau kedalaman laut dapat memengaruhi kuat dan tingginya gelombang tsunami yang menerjang pantai.
Bentuk geologi pantai di Aceh tergolong rumit. Di daerah itu teluk yang berasosiasi dengan tanjung telah menyebabkan konsentrasi energi gelombang di sekitar tanjung.
Tsunami ini tergolong jenis far field yang memiliki perambatan hingga 1.000 km lebih.
Tsunami yang muncul akibat gempa pertama di Aceh penjalarannya ke utara dan barat laut hingga ke Sri Lanka dan Maladewa, masing-masing sekitar dua dan tiga jam setelah gempa Aceh.
Sementara ke arah selatan, tsunami menerjang Pulau Simeulue, setengah jam kemudian.
Adapun gelombang pasang sampai ke Pulau Nias satu jam, lalu ke Kepulauan Mentawai satu setengah jam sesudah gempa.
Baca Juga: Mengharukan! Terpisah Karena Tsunami Aceh 2004, Ayah dan Anak Kembali Bertemu
Struktur Daratan Aceh Berubah
Dampak lain yang ditimbulkan oleh tsunami adalah terjadinya perubahan struktur bumi, yaitu naik-turunnya daratan Aceh.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh International Tsunami Survey Team di Pulau Simeulu, diperoleh fenomena naiknya daratan di pesisir barat Simeulu mencapai 1,5 m sepanjang 1 km.
Sebaliknya di Meulaboh, Calang, kawasan persawahan, kebun, dan ladang, telah berubah menjadi lautan.
Ratusan Ribu Jiwa Melayang
Melansir data Bank Dunia, jumlah korban akibat tsunami Aceh mencapai 167.000 orang, baik itu yang meninggal dunia maupun hilang.
Selain itu, tak kurang dari 500.000 orang kehilangan tempat tinggal. Jumlah korban jiwa itu belum termasuk korban tsunami di wilayah lain.
Seperti diketahui, tsunami yang terjadi di Aceh diakibatkan gempa dangkal di laut bermagnitudo 9,0, yang jaraknya sekitar 149 kilometer dari Meulaboh.
Baca Juga: 15 Tahun Lalu, Anak Ini Lahir di Tengah-tengah Tsunami Aceh
Secara keseluruhan ada 14 negara yang terkena dampak tsunami dengan jumlah korban mencapai 230.000 jiwa.
Kerugian Materiil Hingga Triliunan
Pemerintah saat itu menaksir kerugian akibat tsunami mencapai puluhan triliun. Hal itu lantaran porak-porandanya ratusan ribu rumah serta fasilitas umum dan sosial masyarakat.
Berdasarkan data yang pernah dikutip dari Buku Tsunami dan Kisah Mereka yang diterbitkan oleh Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Aceh, menurut cacatan lembaga United Nation Informasion Center, kerugian terbesar akibat impasan gelombang tsunami adalah di sektor perikanan.
Di sejumlah negara yang terkena tsunami, kerugiannya mencapai USD500 juta (kira-kira Rp4,6 triliun).
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.