Wilayah Percontohan
Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran menyatakan bahwa kampung tangguh di Kapuk nantinya menjadi percontohan bagi wilayah lain di Jakarta Barat.
"Saya memerintahkan kepada Kapolres (Jakarta Barat) untuk mencari wilayah yang memang angka terkonfirmasi (Covid-19) secara akumulatif paling tinggi," ujar Fadil.
"Karena, dengan adanya daerah yang terkonfirmasi positif (paling tinggi), berarti role model ini bisa kita praktikkan secara lebih maksimal," sambungnya.
Di kampung tersebut, masyarakat ataupun pengurus RT, RW, lurah, hingga Babinkamtibmas dipersiapkan agar dapat lebih efektif memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
"Dengan ini, semoga Jakarta bisa terbebas dari Covid," tutup Anies.
Baca Juga: Walau Vaksin Corona Sudah Tiba, Doni Monardo: Harus Tetap 3 M
Dinilai Masih Kritis
Sementara itu, epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menilai penyebaran Covid-19 di DKI Jakarta belum terkendali seperti yang diklaim Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Ia justru menilai kondisi pandemi di Ibu Kota saat ini masih dalam tahap kritis.
"Sekarang masih situasi kritis, bukan terkendali," kata Dicky kepada Kompas.com, Selasa.
Dicky menyebutkan, belum terkendalinya Covid-19 di DKI Jakarta ini bisa dilihat dari angka positivity rate atau persentase jumlah kasus positif dibandingkan dengan orang yang dites.
Saat ini, positivity rate di Jakarta masih berada di angka 8,3 persen. Bahkan, dalam sepekan terakhir, persentase kasus positif mencapai 9 persen.
"Positivity rate 8-10 persen itu dalam situasi kritis, serius sekali. Tidak bisa dibilang terkendali," ujarnya.
Dicky menilai positivity rate yang masih tinggi itu menunjukkan ada banyak kasus yang tak terdeteksi, baik melalui testing maupun tracing.
Kasus yang tak terdeteksi itu bisa menyebabkan tingginya kasus kematian ataupun pasien yang butuh perawatan di rumah sakit.
Ia menilai, Covid-19 di Jakarta baru bisa dibilang sedikit terkendali jika angka positivity rate berada di kisaran 5-8 persen.
"Dan kalau mau dibilang sangat terkendali, itu di bawah 5 persen," kata dia.
Dengan kondisi ini, Dicky menilai Pemprov DKI harus tetap konsisten menerapkan aturan selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi sambil tetap memasifkan upaya testing dan tracing.
Kasus Covid-19 di DKI Jakarta meningkat sebanyak 13,4 persen atau bertambah 16.808 kasus dalam waktu dua pekan terakhir.
Pada 21 November 2020, total ada 125.822 kasus Covid-19 di Jakarta. Dua pekan kemudian, tepatnya 5 Desember 2020, kasus Covid-19 di Jakarta meningkat jadi 142.630 kasus.
Baca Juga: Ini Kondisi Balai Kota Jakarta Pasca Anies Baswedan-Riza Patria Positif Covid-19
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.