"Saya kaget tadi, soalnya kan dia katanya enggak ikut. Eh, tiba-tiba ada duduk di samping saya. Saya gak mau nangis lagi, tapi gak kuat," ujar Treni.
Treni mengaku bahagia karena momen perjumpaan ini akhirnya terwujud di Tasikmalaya.
Dengan menggendong masing-masing anaknya, Trena dan Treni melepas rindu dengan terus berpelukan lama sambil menangis.
"Saya pertama kali juga ke Tasikmalaya. Setelah kejadian ini akhrinya saya bertemu keluarga di sini," tambahnya.
Baca Juga: Dipertemukan Lagi Setelah 20 Tahun, Kembar Trena Treni Sempat Diyakini Meninggal kalau Disatukan
Rencana awal memang sudah diputuskan bahwa mereka akan bertemu di rumah di Kampung Cipaingeun, Kelurahan Sukamaju Kaler, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya. Rencana itu sudah diketahui Treni.
Setelah lama saling berpelukan, saling menciumi dan saling bersender, keduanya barulah saling memandang penuh rasa sayang dan saling menyapa.
Di luar mobil, ayah kandung keduanya serta saudara-saudara kandung Treni juga berkumpul. Mereka pun tak kuasa menahan tangis.
Perpisahan antara Trena dan Treni ini berawal saat orang tuanya mengikuti program pemerintah untuk transmigrasi ke Maluku tahun 1997 silam.
Keduanya sempat diyakini akan meninggal jika disatukan. Hingga akhirnya terpisahkan saat terjadi kerusuhan di Ambon pada tahun 1999.
Pertemuan keduanya awalnya tak sengaja lewat video-video yang dibuat Treni di aplikasi TikTok.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.