BENGKAYANG, KOMPAS.TV - Para siswa di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia, di Desa Sekida, Kecamatan Jagio Barang, Bengkayang, Kalimantan Barat, tahu betul bahwa pendidikan bisa mencerahkan masa depan mereka.
Namun, pandemi covid-19 dan penerapan belajar secara daring membuat pendidikan menjadi hak yang harus mereka perjuangkan dengan lebih keras.
Desa mereka, susah sinyal internet.
Demi mendapatkan sinyal internet untuk belajar secara daring, para siswa harus berjalan selama lebih dari 30 menit, mendaki sebuah bukit.
Bukit tempat menimba ilmu itupun mereka namakan, Bukit Sinyal.
Menuju Bukit Sinyal, para siswa harus melewati hutan, jalan berbukit dan menyeberang jembatan bambu.
Sebuah pondok untuk bernaung, sudah tersedia di bukit yang sebenarnya bernama bukit abu tersebut.
Di Bukit Sinyal, posisi sangat menentukan.
Ponsel harus ditempatkan di posisi yang tepat, agar sinyal internet yang diterima bisa tetap stabil.
Bergeser sedikit, maka sinyal hilang seketika.
Para siswa di Desa Sekida tahu, sebelum covid-19 bisa dikendalikan, hanya bukit ini yang menjadi tempat mereka menimba ilmu, merajut masa depan.
Namun mereka masih memupuk asa, kelak Pemerintah memperhatikan kondisi mereka, anak-anak di halaman terdepan Indonesia.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.