Kompas TV pendidikan kampus

Menko PMK Sebut Kampus Boleh Tarif Biaya Tinggi Uang Wisuda: Tidak Ada yang akan Protes

Kompas.tv - 2 Juli 2024, 19:54 WIB
menko-pmk-sebut-kampus-boleh-tarif-biaya-tinggi-uang-wisuda-tidak-ada-yang-akan-protes
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy usai Rapat Tingkat Menteri yang membahas penanganan gagal panen di Kemenko PMK, Jakarta, Senin (19/2/2024). (Sumber: ANTARA/Asep Firmansyah)
Penulis : Kiki Luqman | Editor : Deni Muliya

JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy menyatakan, momen wisuda seharusnya menjadi kesempatan bagi pihak kampus untuk memperoleh pemasukan dari mahasiswa.

Muhadjir mengungkapkan, keluarga mahasiswa yang akan diwisuda sebaiknya datang sebanyak mungkin, asalkan mereka membayar undangan wisuda.

Pernyataan tersebut disampaikan Muhadjir dalam rapat antara Komisi X DPR dengan para mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, pada Selasa (2/7/2024).

"Sebetulnya untuk swasta biasanya itu momen-momen untuk bisa mengenai biaya tinggi. Misalnya wisuda itu tarik yang tinggi, karena enggak ada orang akan protes walaupun mahal. Karena waktu saat gembira anaknya mau wisuda, bayar berapa pun dikasih," ujar Muhadjir yang juga mantan Mendikbud itu.

Baca Juga: [BREAKING NEWS] Tegaskan Bukti Polda Jawa Barat Lemah, Ini Isi Replik Tim Kuasa Hukum Pegi!

"Kalau perlu biar satu truk keluarganya akan datang enggak apa-apa, tapi harus beli undangan. Beli undangan, dibayar, datang. Itu kan orang senang diminta apa pun pasti mau. Tapi ketika orang sedang gajinya sudah telat, anunya naik, pasti lah protes itu," tutur dia. 

Lalu, Muhadjir menyinggung perihal PTN yang seharusnya bisa mandiri dalam hal pembiayaan.

Katanya, seharusnya PTN bisa menggerakkan lembaga pencari dana untuk mencari uang. 

"Jadi memang menurut saya PTN kita itu memang tax spender boy. Jadi sudah biasa belanja, tidak biasa cari uang. Jadi harus ada perubahan karakter. Ajarilah mereka ini untuk cari duit, bukan untuk buang duit," kata Muhadjir. 

"Dan ini memang tidak mudah. Saya berani ngomong gini kan saya pernah jadi rektor. Kalau saya harus cari, kalau enggak cari (uang) dulu, enggak mungkin belanja kan. Jadi sebetulnya perguruan tinggi itu kalau sudah ada kemampuan perubahan sikap mental untuk menjadi pencari uang, bukan pembelanja, itu enggak ada masalah," ujar dia.

Baca Juga: Terkait Calon Yang Maju Ke Pilkada, Gerindra Sebut Sudah Ada Pembicaraan



Sumber : Kompas TV, Kompas.com



BERITA LAINNYA



Close Ads x