BEIJING, KOMPAS.TV - Badan Anti-Doping China (CHINADA) menyerukan agar atlet-atlet Amerika Serikat (AS) diperiksa secara menyeluruh terkait dugaan penggunaan doping.
CHINADA menilai skandal doping AS mencederai kepercayaan global di arena olahraga.
China menuduh tindakan dan sanksi yang diberikan Badan Anti-Doping AS (USADA) kepada atlet-atlet AS patut diragukan.
Beijing menuduh USADA berulang kali menyeleweng dari prosedur dan standar anti-doping internasional.
"Mengingat noda yang mengakar di kalangan atletik AS dan tindakan USADA yang berulang kali menyeleweng dari prosedur dan standar, terdapat alasan untuk mencurigai adanya masalah doping sistematis di arena trek dan lapangan di Amerika Serikat dan kasus-kasus positif (doping) yang ada menuntut investigasi dan perhatian terus-menerus," kata CHINADA dalam sebuah pernyataan, Kamis (8/8/2024), dikutip Xinhua.
Baca Juga: Klasemen Perolehan Medali Olimpiade Paris 2024: Belum Tambah Medali, Indonesia Melorot ke Posisi 72
CHINADA pun membeberkan sejumlah kasus doping yang menjadi alasan mencurigai USADA. Salah satunya adalah kasus Erriyon Knighton, pelari AS di nomor sprint 200 m Olimpiade Paris 2024.
CHINADA menyinggung Knighton pernah diskors karena positif anabolic steroid trenbolone. Namun, pada Juni lalu, USADA mencabut skorsingnya usai menyimpulkan trenbolone yang ada dalam tubuh Knighton berasal dari daging yang terkontaminasi.
USADA beralasan, trenbolone adalah jenis steroid yang kerap ditemukan dalam daging ternak di AS karena kontaminasi.
CHINADA mempertanyakan mengapa USADA tidak melakukan edukasi ekstensif mengenai kontaminasi trenbolone dalam daging kepada para atletnya.
"Apabila trenbolone memang kontaminan yang umum di Amerika Serikat, CHINADA ingin mengingatkan kepada atlet-atlet di seluruh dunia, termasuk atlet-atlet Amerika, untuk memerhatikan masalah kontaminasi daging di negara tersebut saat latihan dan berkompetisi, demi memperkuat tindakan pencegahan doping dan demi mengonsumsi produk olahan daging dengan kehati-hatian," kata CHINADA.
"Sebaliknya, sebagaimana dikatakan perenang Amerika, Michael Phelps--di bawah naungan USADA--dalam wawancara baru-baru ini, 'Jika Anda dites positif (doping), Anda harusnya tidak boleh kembali berkompetisi lagi, sejelas itu.'"
Badan anti-doping China dan AS diketahui saling serang sebelum Olimpiade Paris 2024.
Sebelumnya, pihak AS mengkritik China usai laporan media yang menyebut 23 perenang China dinyatakan positif doping sebelum bertanding di Olimpiade Tokyo 2020, tetapi tetap diizinkan tampil.
China dan AS sendiri bersaing ketat di klasemen perolehan medali Olimpiade Paris 2024. Untuk sementara, AS memimpin perolehan medali Paris 2024 dengan 27 medali emas, sedangkan China 25.
Baca Juga: Olimpiade Paris 2024: Ini Kata Desak Made usai Kalah karena Selisih Waktu 0,006 Detik
Sumber : Kompas TV, Xinhua
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.