SURABAYA, KOMPAS.TV - Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata Kota Surabaya menegaskan Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) akan disterilkan jelang Piala Dunia U-20.
Kepala Dinas Wiwik Widayati, mengatakan GBT berdasarkan surat dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, menjadi satu dari lima stadion, yang tidak boleh digunakan sebagai tuan rumah penyelenggaraan Piala Dunia U-20.
Hal ini berlaku mulai Januari 2023 sampai berakhirnya kompetisi sepak bola tersebut.
"Saat ini GBT dan lapangan-lapangan pendukung untuk Piala Dunia, sudah masuk proses renovasi yang dilakukan Kementerian PUPR. Segala sesuatunya harus sesuai dengan rencana kementerian," kata dia di Surabaya, Kamis (5/1/2023) dikutip dari Antara.
Menurut dia, berdasarkan surat Kementerian PUPR yang diterima tertanggal pada 2 Januari 2023, GBT tidak bisa lagi dipergunakan oleh semua pihak.
"Pekan depan material untuk renovasi sudah tiba di lokasi yang direnovasi," kata dia.
Baca Juga: Persebaya Surabaya Akan Hadirkan Pemain Baru di Putaran Kedua Liga 1
Wiwik mengatakan, pihaknya merasa perlu memberikan penjelasan langsung kepada manajemen Persebaya dan bonek terkait status stadion GBT.
"Muncul kesan dalam beberapa hari terakhir, kalau Pemkot Surabaya tidak all out mendukung Persebaya bermarkas di kotanya sendiri," ujar Wiwiek.
Sementara itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sebelumnya menyebut pihaknya akan membantu Persebaya mencari solusi markas pada putaran kedua Liga 1 Indonesia 2022/2023, salah satunya menghubungi Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani agar tim kebanggan Arek-Arek Suroboyo tersebut diperbolehkan bermain di Stadion Gelora Joko Samudro.
"Alhamdulillah Mas Bupati Gresik memberikan lampu hijau Persebaya sementara waktu berkandang di sana selama GBT dipersiapkan dan digunakan untuk Piala Dunia," kata Wali Kota Eri.
Meskipun begitu pihak Eri mencermati dinamika yang terjadi di kota-kota lain yang menjadi tuan rumah Piala Dunia sekaligus menjadikan stadionnya sebagai markas tim Liga 1, salah satunya Persis Solo yang getol melakukan lobi ke Kemenpora dan kementerian PUPR agar tim Laskar Sambernyawa tersebut tetap bisa bermain di Stadion Manahan.
"Kalau di Solo atau kota lain bisa, Surabaya juga harusnya bisa dong, Persebaya bermain di GBT," kata dia.
Terpisah, perwakilan suporter Persebaya dari Green Nord Husni Gozali berharap agar Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama jajarannya dapat terus membantu mencari solusi untuk permasalahan stadion yang akan digunakan Persebaya sebagai markas pada Putaran kedua kompetisi.
"Kami yakin, GBT naik kelas karena kualitas stadion semakin bagus setelah dipakai Piala Dunia, namun solusi untuk kebutuhan markas tim di sisa musim ini juga tidak kalah penting," kata Cak Conk sapaan akrabnya.
Baca Juga: Resmi! Persebaya Surabaya Lepas Dandi Maulana ke Persija Jakarta
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.