JAKARTA, KOMPAS.TV - Mantan Presiden FIFA Sepp Blatter menyebut keputusan untuk menyelenggarakan Piala Dunia 2022 kepada Qatar sebagai sebuah kesalahan.
Blatter merupakan presiden badan sepak bola dunia itu ketika penunjukkan negara Timur Tengah sebagai tuan rumah turnamen, 2010 silam.
Akan tetapi, selama mempersiapkan diri menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022, Qatar banyak mendapat kritik karena sikapnya terhadap hubungan sesama jenis, catatan hak asasi manusia dan perlakuan terhadap pekerja migran.
"Ini negara yang terlalu kecil. Sepak bola dan Piala Dunia terlalu besar untuk itu," kata Blatter kepada surat kabar Swiss Tages Anzeiger dikutip dari BBC, Selasa (8/11/2022).
Piala Dunia Qatar mendatang akan menjadi turnamen pertama yang diselenggarakan di Timur Tengah dalam 92 tahun.
Selain itu, untuk pertama kalinya pula, penyelenggaraan dihelat selama musim dingin yang berlangsung dari 20 November hingga 18 Desember.
Baca Juga: Alasan Pelatih Brasil Tetap Bawa Dani Alves ke Piala Dunia 2022 Meski Sudah Berusia 39 Tahun
Blatter mengatakan FIFA telah menyesuaikan kriteria yang digunakan untuk memilih negara tuan rumah pada 2012 setelah muncul kekhawatiran tentang perlakuan terhadap pekerja migran yang membangun stadion Piala Dunia di Qatar.
"Sejak itu, pertimbangan sosial dan hak asasi manusia diperhitungkan," tambahnya.
Blatter memimpin FIFA selama 17 tahun tapi dipaksa turun tahta pada 2015 akibat tuduhan korupsi karena melakukan transfer uang kepada Presiden UEFA Michel Platini sebesar 2 juta franc Swiss atau Rp31 miliar.
Blatter sempat dilarang selama delapan tahun untuk berkecimpung di dunia sepak bola sebelum sempat dikurangi menjadi enam tahun.
Tapi pada akhirnya, ia kemudian menerima larangan tambahan hingga 2028 karena "berbagai pelanggaran" kode etik FIFA.
Blatter dan Platini didakwa melakukan penipuan November 2021 lalu tetapi dinyatakan tidak bersalah dalam persidangan di Swiss pada Juli 2022.
Baca Juga: Duta Piala Dunia 2022 Qatar: Homoseksualitas adalah Kerusakan dalam Pikiran
Sumber : BBC/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.