JAKARTA, KOMPAS.TV - PSSI akan membantu pemulihan korban Tragedi Kanjuruhan dengan membangun posko pemulihan trauma atau trauma healing di Malang, Jawa Timur.
Rencananya, posko trauma healing itu akan didirikan pekan depan. PSSI menjelaskan, posko ini dibangun setelah Komnas HAM menyoroti pemulihan korban Tragedi Kanjuruhan.
Tak hanya korban, tenaga medis yang mengalami trauma juga bakal didampingi dengan dokter serta psikiater.
"Ini yang digarisbawahi oleh Komnas HAM dan respons dari PSSI insyaallah Senin depan akan dibuat posko trauma healing di Malang yang akan menangani masyarakat yang terdampak, sampai dengan tenaga medis. Tadi juga disinggung oleh Pak Choirul Anam (komisioner Komnas HAM), ini yang kadang-kadang lupa tenaga medis," kata Komite Eksekutif (Exco) PSSI Sonhadji setelah pertemuan dengan Komnas HAM, Kamis (13/10/2022).
"Poskonya di Malang, nanti dokter-dokter dari PSSI, kemudian termasuk psikiater-psikiater nanti akan kami turunkan," imbuhnya.
Masalah pemulihan trauma korban memang disorot oleh Koordinator Subkomisi Pemajuan HAM/Komisioner Pendidikan dan Penyuluhan Komnas HAM Beka Ulung Hapsara.
"Jadi trauma healing atau pemulihan korban, kami sampaikan tadi juga kepada teman-teman PSSI," ujar Beka dalam konferensi pers, Kamis.
Baca Juga: PT LIB Tak Hadiri Undangan Komnas HAM, Beralasan Masih Diperiksa di Polda Jawa Timur
"Pemulihan terhadap korban dan keluarga korban karena ini soal trauma dan lain sebagainya. Trauma ini kan bukan hanya kepada korban, tapi pemain Arema juga trauma, tenaga medis juga begitu."
"Tadi kami meminta kepada PSSI, yang juga berkomitmen akan memberikan trauma healing sebagai bagian pemulihan," tutur Beka.
Seperti diketahui, tragedi kemanusiaan terjadi di sepak bola Indonesia seusai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya yang digelar di Stadion Kanjuruhan pada Sabtu, 1 Oktober 2022.
Tragedi Kanjuruhan itu telah memakan 132 korban jiwa dan lebih dari 500 orang lainnya mengalami luka-luka.
Para korban tersebut diduga kehabisan napas dan terinjak-injak akibat berdesak-desakan setelah adanya penembakan gas air mata oleh aparat yang diarahkan ke tribune.
Buntut dari tragedi itu, banyak korban yang mengalami trauma hingga depresi. Salah satunya adalah Rusdi, Aremania asal Probolinggo, yang enggan meninggalkan Stadion Kanjuruhan setelah tiga temannya tewas dalam tragedi tersebut.
Baca Juga: Aremania Ini Diduga Depresi dan Enggan Tinggalkan Stadion Kanjuruhan Usai Tiga Temannya jadi Korban
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.