Insiden tersebut membuat setidaknya 129 nyawa melayang. 2 korban tewas di antaranya anggota Polri.
"Ada 2 di antaranya anggota Polri yang meninggal di stadion ada 34, sisanya di rumah sakit saat upaya proses penolongan. Selain itu, 180 orang masih dalam proses perawatan dilakukan upaya penyembuhan," ungkap Kapolda.
Baca Juga: Saksi Mata Tragedi Kanjuruhan, Suporter Berlarian Akibat Tembakan Gas Air Mata, Terinjak-injak
"Suporter keluar di satu titik. Kalau enggak salah di pintu 10 atau pintu 12. Disaat proses penumpukan itu terjadi berdesakan sesak napas dan kekurangan oksigen. Tim gabungan sudah melakukan upaya penolongan dan evakuasi ke rumah sakit," jelasnya.
Sementara itu, kerusakan juga menyasar kendaraan yang ada di Stadion Kanjuruhan. Paling banyak menyasar kendaraan dinas Polisi.
"Kendaraan yang rusak diserang berjumlah 13 mobil rusak. 10 diantaranya mobil dinas Polri. Sisanya mobil pribadi," ucap Nico.
Menurut Nico, dari 40 ribu penonton yang hadir, tidak semuanya anarkis dan kecewa.
"Hanya sebagian 3.000-an yang turun ke lapangan sedangkan yang lain tetap di tribun stadion. Ini saya mau menyampaikan kalau semuanya taat mengikuti aturan, maka kami akan melaksanakannya dengan baik," jelas Kapolda.
Irjen Nico juga meyakini tindakan yang dilakukan petugas termasuk penembakan gas air mata dilakukan karena adanya respon terhadap kelakuan suporter.
"Semua ini ada sebab akibatnya, kami akan menindaklanjuti dan sekali lagi kami mengucapkan belasungkawa kita akan melakukan langkah-langkah agar tidak terjadi tragedi lagi," ujar Kapolda.
Baca Juga: 2 Jenazah Korban Tragedi Stadion Kanjuruhan sudah Teridentifikasi dan Dibawa Pulang oleh Keluarga
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.