Hector Castro, "Dewa Bertangan Satu" yang Berhasil Membawa Uruguay Juara Piala Dunia Pertama 1930

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Piala Dunia merupakan gagasan dari Julet Rimet, penggemar sepak bola asal Prancis. 

Pesta sepak bola dunia ini pertama kali digelar pada 1930 menjadi Piala Dunia di Uruguay.

Pada tahun itu, legenda sepak bola Uruguay, Hector Castro, menjadi sosok yang mendapat banyak perhatian. Pasalnya ia menjadi pemain yang mempunyai keterbatasan fisik.

Namun dengan keterbatasan itu Castro malah mengukir sejarah dengan meraih gelar juara dunia seri pertama untuk Uruguay. Dengan prestasi itu Castro dijuluki "El Divino" atau "Dewa Bertangan Satu".

Pria yang lahir pada 15 Septermber 1904 itu kehilangan tangannya ketika sedang memotong kayu, saat itu El Divino baru menginjak usai 13 tahun.

Final Piala Dunia 1930, Timnas Uruguay selaku tuan rumah Piala Dunia 1930 saat itu berhadapan dengan Argentin. Sempat tertinggal 1-2 pada babak pertama, menjelang akhir babak kedua, Uruguay yang sudah berhasil unggul 3-2 terus mendapatkan serangan dari Argentina.

Baca Juga: Pep Guardiola: Selama Piala Dunia Haaland akan Libur Satu Bulan

Dikutip dari BBC Sport, suasana di luar Stadion Centenario, Montevideo, Uruguay, ketika itu cukup mencekam karena ada potensi bentrok antara pendukung kedua tim.

Tepat pada menit ke-89, sekitar 80 ribu fans Timnas Uruguay di Stadion Centenario bergemuruh untuk menyambut keberhasilan Hector Castro menjebol  gawang lawan.

Gol Hector Castro itulah yang menjadi penentu kemenangan 4-2 Uruguay atas Argentina. Sepanjang Piala Dunia 1930, Hector Castro yang merupakan seorang hanya mencetak dua gol.

Namun, nama Hector Castro akan terus dikenang sebagai pahlawan sepak bola Uruguay karena golnya ke gawang Argentina pada final Piala Dunia 1930.

Gol pertama Castro di Piala Dunia 1930 terjadi pada laga peyisihan grup ketika Timnas Uruguay mengalahkan Peru 1-0.

Julukan Dewa Bertangan Satu juga tertulis dalam buku sejarah sebagai pencetak gol pertama Timnas Uruguay di Piala Dunia.

Baca Juga: Piala Dunia 2022: Mengingat Kisah Korea Utara Bungkam Italia di Inggris