JAKARTA, KOMPAS.TV - Label harga akhir untuk Olimpiade Tokyo 2020 yang tertunda akibat Corona pada 2021 lalu ditetapkan sebesar USD 13 miliar atau sekitar 1.4 triliun yen.
Dilansir oleh Associated Press, panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020 menyebutkan angka biaya akhir tersebut dalam perampungan laporan sebagai tindakan terakhir sebelum panitia dibubarkan.
Biayanya disebut dua kali lipat dari yang diperkirakan pada tahun 2013 ketika Tokyo dianugerahi Olimpiade.
Tetapi, label harga akhir yang disajikan oleh penyelenggara tersebut lebih rendah dari USD 15.4 miliar yang mereka prediksi ketika Olimpiade berakhir.
Baca Juga: Liverpool Jual Takumi Minamino ke AS Monaco, Maharnya Capai Rp281 Miliar
Entitas pemerintah Jepang, terutama Pemerintah Metropolitan Tokyo, menanggung sekitar 55 persen dari total pengeluaran yang berjumlah sekitar USD 7.1 miliar uang pembayar pajak Jepang.
Sedangkan anggaran panitia penyelenggara yang didanai pihak swasta mencakup sekitar USD 5.9 miliar.
Baca Juga: Gegara Gabung dengan Klub Rusia, Pemain Timnas Polandia Ini Tak Masuk Skuad Piala Dunia 2022
Komite Olimpiade Internasional menyumbangkan sebesar USD 1.3 miliar untuk anggaran tersebut, dengan kontribusi terbesar sebesar USD 3.4 miliar berasal dari sponsor lokal.
Penyelenggara juga mencatat pendapatan sebesar USD 500 juta dari 'pembayaran asuransi' yang tidak ditentukan.
Sebuah studi Universitas Oxford pada tahun 2020 mengatakan, Olimpiade Tokyo adalah Olimpiade termahal yang pernah tercatat.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.