JAKARTA, KOMPAS.TV - Hector Bellerin mengecam perlakuan berbeda terhadap perang yang terjadi antara Rusia-Ukraina dengan perang di Timur Tengah seperti Palestina, Yaman dan Irak.
Perang antara Rusia-Ukraina hingga saat ini masih terus berlangsung sejak pecah akhir Februari lalu.
Ratusan hingga ribuan korban pun berjatuhan dan jutaan warga mengungsi untuk mencari tempat yang aman.
Dunia, khususnya Eropa, pun bersimpati dengan kondisi yang disebabkan oleh seruan invasi oleh Vladimir Putin itu.
Namun Bellerin mempertanyakan kenapa Perang Rusia-Ukraina yang baru-baru ini terjadi lebih banyak mendapat perhatian.
Padahal sebelumnya banyak perang di Timur Tengah seperti Palestina, Yaman dan Irak yang justru seperti dibungkam.
"Saya merasa cukup suram melihat bagaimana kami begitu tertarik pada perang ini, tetapi ada yang lain yang tidak kami pedulikan," kata Bellerin dikutip dari Marca, Kamis (24/3/2022).
Baca Juga: Saingi Inggris dan Irlandia, Rusia Calonkan Diri Jadi Tuan Rumah Euro 2028
"Saya tidak tahu apakah itu karena itu dapat memengaruhi kita secara lebih ekonomi atau dalam hal pengungsi, tetapi perang di Palestina telah dibungkam dan tidak ada yang membicarakannya," lanjutnya.
"Itu terjadi di Palestina, Yaman, Irak ... sekarang kami memutuskan apakah Rusia akan bermain di Piala Dunia atau tidak."
"Pada akhirnya, ini adalah hal-hal yang telah dilakukan negara-negara lain selama bertahun-tahun."
Ia pun mengecam perlakuan berbeda tersebut sebagai rasis karena tidak menunjukkan empati yang sama dengan perang di daerah lain.
Sumber : Marca/Daily Mail
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.