JAKARTA, KOMPAS.TV - Arifin Panigoro pernah buat gebrakan dengan menggagas Liga Primer Indonesia (LPI). Lalu, secara perlahan LPI menjadi tandingan Liga Super saat itu.
LPI digagas tak lain adalah untuk menyelenggarakan kompetisi sepak bola nasional yang lebih bersih. Bahkan, Arifin Panigoro menyebut LPI sebagai liga reformasi, era baru idustri sepak bola Indonesia.
"Kita ingin bisa menggelar sebuah kompetisi yang lebih bersih. LPI bertujuan untuk itu," kata Arifin pada Senin, 11 Oktober 2010, seperti dikutip dari Antara.
LPI lahir dari keprihatinan Arifin, yang juga pendiri Yayasan Pembina Olahraga Indonesia, melihat prestasi sepak bola Tanah Air saat itu. Tahun itu, sepak bola Indonesia puasa gelar, 20 tahun tanpa prestasi yang membanggakan.
Prestasi tertinggi yang diperoleh saat itu antara lain medali emas SEA Games 1991 Manila, Filipina. Setelah itu, Indonesia hanya mendapatkan kegagalan demi kegagalan, termasuk turnamen AFF Cup 2010.
Faktor utama penurunan prestasi itu, kata Arifin Panigoro, adalah karena buruknya kompetisi sepak bola di Tanah Air. Kehilangan kredibilitas dan tidak adanya pembinaan.
Baca Juga: Arifin Panigoro, Pengusaha Berjuluk Raja Minyak Meninggal Dunia
Selain dua faktor di atas, Arifin Panigoro juga menyinggung soal ketergantungan klub terhadap Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).
Arifin Panigoro menandaskan, LPI mendorong sepak bola sebagai lahan bisnis yang menguntungkan. Sehingga menarik perusahaan-perusahaan besar untuk terlibat di dalamnya.
"Sepak bola profesional tidak boleh menggunakan uang rakyat atau APBD," kata Arifin.
Arifin Panigoro menjelaskan, lahirnya LPI adalah bentuk pelaksanaan hasil Kongres Sepak Bola Nasional (KSN) yang berlangsung di Malang, Jawa Timur, Maret 2010. Hasilnya sudah diterima seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) sepak bola nasional dan bertujuan membantu perbaikan prestasi persebakbolaan Indonesia.
Sumber : Kompas TV/Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.