Satu kasus lain terjadi saat ia ribut dengan seorang nelayan di sebuah pub.
Ulahnya yang berangasan membuat Ferguson mendapat julukan “Duncan Disorderly” atau Duncan Si Berandal.
Komposer asal Finlandia, Osmo Tapio Räihälä pun membuat puisi simfonik yang terinspirasi dari seringnya Ferguson berurusan dengan hukum. Karya ini berjudul “Barlinnie Nine”.
Rumah Duncan Ferguson pernah dua kali disatroni maling.
Dua kali pula pria malang yang mencoleng di rumahnya mesti masuk rumah sakit karena dipukuli tuan rumah.
Insiden kemalingan terjadi ketika Ferguson membela Everton pada periode kedua.
Pada 2001, dua maling menyatroni rumahnya di bilangan Rufford, Lancashire.
Ferguson berkelahi dengan keduanya. Ia melukai salah satu pelaku dan menahannya hingga polisi datang.
Pelaku lain kabur tetapi tertangkap tak lama kemudian.
Pria yang ditahan Ferguson kemudian mesti menginap tiga hari di rumah sakit akibat cedera hasil perkelahian.
Baca Juga: Di Balik Kehebatan Mo Salah, Ada Sosok Istri Bernama Magi Salah yang Setia Menemani
Pada 2003, rumah Big Dunc kembali kemalingan.
Kali ini di bilangan Formby, Mersyeside.
Seorang pria 37 tahun menyatroni rumah Ferguson.
Saat ketahuan, ia menyerang tuan rumah.
Malang bagi si maling, Ferguson terlalu kuat baginya.
Babak-belur dihajar Big Dunc, pencuri itu mesti dirawat di rumah sakit dulu sebelum ditahan polisi.
Setelah insiden ini, pencuri bernama Carl Bishop itu sempat menuntut Ferguson dengan tuduhan penyerangan. Namun, tuntutannya ditolak.
Di luar aksi berangasannya, Duncan Ferguson adalah sosok yang dicintai suporter Everton.
Torehan golnya mungkin tak menyamai pemain sekaliber Dixie Dean atau Tony Cottee.
Namun, ia amat loyal kepada The Toffees.
Eks Dundee United ini juga merupakan top skor berkebangsaan Skotlandia di Liga Inggris era Premier League.
Selain rekor itu, Ferguson juga tercatat sebagai pemain dengan kartu merah terbanyak pada era Premier League (8, sama dengan Patrick Vieira dan Richard Dunne).
Pada 2007, Big Dunc turut mendukung kampanye Keep Everton In Our City (KEIOC).
Kampanye ini menolak pemindahan markas Everton ke luar kota Liverpool.
Selain itu, capaiannya sebagai pelatih interim pun tak buruk.
Pada 2019/20, di Liga Inggris, ia tak terkalahkan; dua kali imbang lawan Arsenal dan Manchester United, sekali menang kontra Chelsea.
Satu-satunya kekalahan Ferguson dalam periode singkat itu terjadi di Piala Liga.
Itu pun melalui adu penalti lawan Leicester City.
Musim ini, saat Everton dalam ancaman nyata degradasi, direksi klub merasa Big Dunc adalah sosok yang tepat untuk mengangkat mental skuad The Toffees.
Baca Juga: Berkaca dari Kasus Djokovic, Kenapa Banyak Atlet Enggan Mendapatkan Suntikan Vaksin Covid-19?
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.