Meskipun, diakuinya pula bahwa praktek-praktek kotor tersebut memang sulit dihilangkan.
"Saya rasa untuk masalah pengaturan skor masalah cukup lama di dunia sepak bola, adanya satgas anti mafia ya mengurangi, tapi tidak menghilangkan. Intinya, kami berharap sepak bola Indonesia bisa berprestasi dengan prestasi sebenarnya," tandas Andy.
Seperti diberitakan KOMPAS TV sebelumnya, 5 pemain dan pelatih Perserang Banten diduga melakukan pengaturan skor di ajang Liga 2. Mereka diminta membuat Perserang menelan kekalahan dari Badak Lampung, Persekat Tegal, serta RANS Cilegon FC.
Setelah mendapat pengakuan dari terduga dan beberapa bukti, pihak manajemen Perserang melaporkannya kepada PSSI agar kasus segera diselesaikan.
Pihak PSSI menjelaskan bahwa sanksi maksimal yang bisa didapatkan terduga pengaturan skor Liga 2 adalah dilarang seumur hidup berkecimpung di dunia sepak bola Indonesia.
Baca Juga: Dugaan Pengaturan Skor oleh Lima Pemain Perserang, SOS: Satgas Anti Mafia Bola di Mana?
Hal ini seperti yang disampaikan Sekretaris Jenderal PSSI Yunus Nusi yang menegaskan, terduga akan dihukum seumur hidup tidak dapat terlibat di persepakbolaan nasional jika terbukti bersalah.
"Ketua Umum (Ketum) PSSI sudah perintahkan untuk memberikan hukuman maksimal," kata Yunus.
"Maksimalnya kalau sudah terbukti adalah seumur hidup. Pelaku tidak bisa berkecimpung lagi di Indonesia. Semua yang terlibat di dalamnya," pungkas Sekjen PSSI.
Yunus Nusi juga mengungkapkan, PSSI sudah mengantongi bukti-bukti terkait dan telah menyerahkannya kepada Komisi Disiplin (Komdis).
Setelahnya, masalah ini bakal diselidiki lebih lanjut oleh Satgas Anti Mafia Bola.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.