TOKYO, KOMPAS.TV - Malaysia mengajukan protes keras usai medali emas yang diraih atlet tolak peluru mereka Muhammad Ziyad Zolkefli di Paralimpiade Tokyo 2020 dicabut.
Ziyad yang tampil di final tolak peluru F-20 Paralimpiade Tokyo 2020, Selasa (31/8/2021), berhasil melakukan lemparan yang memecahkan rekor dunia sejauh 17,94 meter.
Berkat penampilannya tersebut, Ziyad sukses menyumbangkan medali emas kedua bagi Malaysia di Paralimpiade Tokyo 2020.
Prestasi yang diraih Ziyad tersebut semakin manis karena juga bertepatan dengan perayaan hari kemerdekaan Malaysia yang ke-64.
Namun, kegembiraan yang dirasakan Ziyad dan publik Malaysia atas medali emas yang diraih tak berlangsung lama.
Dikarenakan medali emas yang diraih Ziyad akhirnya dicabut karena ia didiskualifikasi dari perlombaan.
Menurut laporan Astro Awani, Ziyad didiskualifikasi karena masalah teknis usai adanya protes dari atlet Ukraina Maksym Koval setelah pertandingan yang mengklaim bahwa Ziyad terlambat ke ruang panggilan sebelum acara dimulai.
Medali emas tolak peluru F20 itu pun kemudian jatuh ke tangan Maksym Koval.
Baca Juga: Paralimpiade Tokyo 2020: Leani Ratri Oktila Siap Tampil di 3 Nomor Cabor Bulu Tangkis
Atas keputusan tersebut, pihak dari Malaysia tak bisa menerimanya. Publik Negeri Jiran juga ramai-ramai melayangkan aksi protes dan kecamannya.
"Ini keputusan yang memalukan. Sebuah aib mutlak yang bertentangan dengan semangat Paralimpiade,” kata mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia Khairy Jamaluddin di Twitter.
“Jika itu adalah pelanggaran ruang panggilan, Anda seharusnya tidak membiarkan mereka bersaing sejak awal. Berjiwa jahat dan picik. Medali emas dan rekor dunia yang dicuri,” ujar Khairy.
Anggota parlemen dari Muar Syed Saddiq Syed Abdul Rahman dan anggota parlemen dari Lembah Pantai Fahmi Fadzil juga mengkritik keputusan itu dengan menyebut kejadian yang memalukan dan mengecewakan.
Sumber : The Star/Malay Mail
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.