Peristiwa Konferensi Asia Afrika (KAA) pertama masih terekam jelas dalam ingatan Inen Rusnan. 16 April 1955 ia bersama ayah angkatnya fotografer James Adiwijaya bergegas menuju perhelatan akbar di pusat kota Bandung. Keterbatasan teknologi kamera tidak membuat keduanya menyerah dengan keadaan! Di rumahnya, Inen masih menyimpan negatif film momen-momen penting peristiwa yang dihadiri oleh 24 negara ini. Selain Inen, ada Romlah Rustandi Martakusumah. Saat konferensi Asia Afrika berlangsung, Romlah bertugas sebagai komite ramah tamah para delegasi. Pengalamannya menemani istri-istri pejabat luar negeri masih membekas dalam benaknya.
Presiden Sukarno memilih Bandung sebagai kota tempat pelaksanaan konferensi karena Bandung dianggap memilik infrastruktur lengkap untuk menjamu delegasi. Disini pula terdapat sebuah gedung bernuansa Art Deco karya arsitek Belanda C.P Wolf Schoemaker yang kini dikenal sebagai Gedung Merdeka. Ada pula hotel Savoy Homann yang menjadi tempat peristirahatan 5 kepala negara (Indonesia, India, Sri Lanka, Pakistan,dan Myanmar) yang memprakarsai peristiwa ini. Kamar presiden Sukarno menjadi salah satu kamar menarik dalam hotel ini.
KAA dilatarbelakangi Pasca perang dunia kedua yang membagi dunia menjadi kubu blok barat dan blok timur. Indonesia sebagai negara yang baru 10 tahun merdeka turut mendukung bangsa-bangsa yang masih dibawa bayang-bayang kolonialisme dan imperialisme agar merdeka. Wakil presiden Mohammad Hatta dan perdana menteri Indonesia Ali Sastroamidjojo menghadiri konferensi Kolombo di Sri Lanka tahun 1954. Pertemuan ini kemudian menghasilkan kesepakatan untuk mengadakan sebuah konferensi damai khususnya Asia dan Afrika. Hasil dari konfrensi ini adalah Dasasila Bandung yaitu memberi kepercayaan kepada Indonesia untuk memprakarsai perdamaian dunia yang adil,makmur, dan sejahtera.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.