JAKARTA, KOMPAS.TV – Suwandi, kakek berusia 69 tahun secara sukarela menjaga palang pintu rel kereta api di kawasan Petamburan 7, Slipi, Jakarta Pusat.
Setidaknya pekerjaan tersebut telah dilakoni oleh Suwandi sejak 2011 silam. Sebelumnya, Suwandi bekerja di salah satu perusahaan. Namun, demonstrasi mahasiswa dan kerusuhan sosial yang terjadi pada 15 Januari 1974 atau dikenal peristiwa Malari (Malapetaka Limabelas Januari) membuat Suwandi harus kehilangan pekerjaannya.
Baca Juga: Mengenal Sosok Jusuf Hamka, Pengusaha Jalan Tol yang Dermawan
Perusahaan tempat ia bekerja dulu pun harus memangkas sejumlah karyawannya tersebut, tak terkecuali Suwandi.
Akhirnya, Suwandi ‘banting setir’ dengan menjalani pekerjaan sebagai penjaga palang pintu rel kereta api. Alasannya, teman dekat Suwandi pernah tertabrak oleh kereta api dan meninggal.
Hati Suwandi tergugah. Ketika melihat sebuah gang yang begitu ramai di sekitar rel kereta api tanpa penjagaan, Suwandi memutuskan untuk menjaga gang tersebut.
Diakui olehnya, penghasilan sebagai seorang penjaga rel kereta api tidaklah banyak. Penghasilannya bahkan tidak tetap. Dalam sehari, Suwandi hanya dapat meraup kurang dari Rp100 Ribu. Terkadang katanya juga bisa saja lebih dari Rp100 Ribu.
Namun, menurut Suwandi, yang terpenting adalah bekerja dengan hati nuran, bukan karena pendapatan yang diterima.
Sehat selalu, Pak Suwandi!
#PenjagaRel #RelKA #KeretaApi
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.