19 Mei 2003, raungan pesawat tempur TNI Angkatan Udara jenis Hawk 209 seakan membelah langit Tanah Rencong Nanggroe Aceh Darussalam. Dipimpin Komandan Skadron Udara 12 ketika itu Letkol Pnb Henri Alfiandi (sekarang Asops KSAU), Hawk 209 dalam misi mengawal pesawat angkut berat C-130 Hercules yang akan menerjunkan pasukan Lintas Udara Kostrad dari Yonif Linud 501 dan Yonif Linud 502 ke wilayah Aceh.
Operasi Lintas Udara ini menandai dimulainya operasi militer untuk menghadapi Gerakan Aceh Merdeka sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 28 Tahun 2003 tentang pernyataan Bahaya dengan Tingkatan Keadaan Darurat Militer di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Operasi militer di Aceh menjadi salah satu ajang pengabdian pesawat Hawk 209. Bukan cuma mendukung operasi lintas udara pasukan Kostrad, pesawat Hawk 209 juga mengawal pendaratan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) Marinir di kawasan Pantai Jalo, untuk memberikan efek kejut kepada GAM ketika itu.
Pesawat Hawk 209 menjadi andalan Indonesia dalam mengawal dirgantara. Pesawat ini didatangkan dari Inggris sejak tahun 1996 hingga 1999, untuk memperkuat Skadron Udara 1 Elang Khatulistiwa di Lanud Supadio, Kalimantan Barat dan Skadron Udara 12 Panther Hitam di Lanud Rusmin Nurjadin, Riau. Selain varian 2019, Indonesia memiliki varian Hawk 109 yang lebih digunakan untuk latih lanjut.
Hawk masuk kategori pesawat tempur ringan, bahkan oleh sejumlah pengamat dijuluki “cabe rawit dari Inggris.” Hawk 209 fungsi utamanya adalah untuk ground attack atau serangan darat. Namun, pesawat Hawk 209 TNI AU juga mampu melakukan manuver untuk mengusir pesawat musuh. Dikutip dari www.airspace-review.com, dua pesawat Hornet Australia yang menerobos masuk wilayah udara Nusa Tenggara Timur pada 16 September 1999, berhasil diusir pesawat Hawk TNI AU.
Sebagai alat utama sistem persenjataan (alusista) TNI, tentu kita prihatin dengan jatuhnya pesawat Hawk 209 di Kampar, Riau, Senin 15 Juni 2020 pagi. Penyelidikan yang lengkap dan menyeluruh tentu dibutuhkan sebagai evaluasi agar peristiwa ini tidak terjadi lagi. Keberadaan pesawat Hawk 109 dan Hawk 209 masih dibutuhkan untuk menjaga kedaulatan udara dan mencetak pilot-pilot tempur TNI AU yang tangguh. (Martian Damanik Jurnalis Kompas Tv)
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.