JAKARTA, KOMPASTV - Kasus anak buah kapal (ABK) asal Indonesia yang meninggal di kapal China bukan pertama kali.
Sebelum dua ABK Indonesia meninggal dunia, ada kasus Muhammad Alfatah. Pemuda asal asal Enrekang, Sulawesi Selatan ini meninggal di atas Kapal Long Xing 802 karena sakit saat berlayar.
Pada 27 Desember 2017, Alfatah dipindahkan dari Kapal Long Xing 629 ke Kapal Long Xing 802. Rencananya, kapal tersebut akan berlabuh di Samoa, sebuah negara kepulauan di Samudra Pasifik, dan Alfatah segera dibawa ke rumah sakit setelah mendarat.
Baca Juga: 14 ABK WNI Korban Perbudakan Kapal China Pulang ke RI
Namun, nyawa Alfatah tak bisa diselamatkan. Delapan jam setelah dipindahkan, pemuda asal Enrekang tersebut meninggal dunia. Jenazahnya lalu dibuang ke laut karena daratan masih jauh dan takut penyakitnya menular ke kru kapal lainnya.
Kasus meninggalnya Alfatah tertuang dalam Surat dari Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia bernomor 00574/WN/01/2020/66, tanggal 16 Januari 2020 perihal penyampaian kasus pembuangan jenazah ABK WNI di laut lepas dan kasus lainnya di Kapal Long Xing 629.
Foto dari surat tersebut sempat viral di media sosial. Dalam surat tersebut menjelaskan pada 18 Desember 2019 kapten kapal telah memberikan obat kepada Alfatah yang merasa tidak enak badan dengan kaki dan wajah bengkak, nafas pendek, serta nyeri di dada.
Namun kondisinya tidak kunjung membaik hingga akhirnya meninggal dunia sehingga pada 27 Desember Alfatah dipindahkan ke Kapal Long Xing 802.
Baca Juga: Ada Perbudakan ABK WNI di Kapal China?
Ternyata bukan hanya Alfatah melainkan ada satu ABK WNI lain yang meninggal dunia dan jenazahnya juga dilarung ke laut. Keduanya adalah awak Kapal Long Xing 629.
Kapal china memakan korban
Kasus ABK WNI meninggal di Kapal Long Xing 629 juga tidak sekali. Setelah Alfatah ada dua ABK WNI yang meninggal di kapal tersebut. Satu berinisial AR dilarung ke laut atas persetujuan keluarga.
AR mengalami sakit pada 26 Maret 2020, kemudian dipindahkan ke Kapal Tian Yu nomor 8 untuk diobati di pelabuhan. Belum sempat mendapat pengobatan, AR meninggal dunia pada 31 Maret 2020.
Baca Juga: Jenazah WNI ABK Kapal China Diduga Dibuang ke Laut, Kemenlu Minta Klarifikasi
Sementara ABK lainnya berinisial EP meninggal karena pneumonia. EP tidak dilarung karena sempat dilarikan ke rumah sakti saat kapal bersandar di Busan, Korea Selatan. Namun EP meninggal saat perjalanan menuju rumah sakti di Pelabuhan Busan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.